Semua pihak semestinya bergotong-royong berantas pornografi, tidak hanya di aplikasi WhatsApp, tapi juga seluruh aspek pornografi yang membahayakan bagi anak-anak.
Wartapilihan.com, Jakarta –Hingga saat ini, pornografi di fitur grapichs interchange format (GIF) dalam aplikasi pesan singkat WhatsApp masih dapat diakses.
Berdasarkan pantauan dari Warta Pilihan (wartapilihan.com), belum ada penutupan dari pihak WhatsApp dalam fitur tersebut. Fitur GIF ini sejak beberapa hari lalu banyak diprotes oleh para orangtua karena dipandang membahayakan bagi anak-anak yang notabene sangat sering menggunakan aplikasi ini karena cepat, praktis dan murah.
Aduan dari masyarakat pun mendapat respon dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). “Per tadi pagi, kita sudah memblokir ada 6 DNS. Sudah dikirimkan ke operator untuk dilakukan pemblokiran,” kata Dirjen Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan dalam jumpa pers, Senin, (6/11/2017) di kantornya, di Jakarta.
Tidak hanya memblokir enam situs tenor, Kemenkominfo pun meminta WhatsApp melakukan penyaringan konten GIF yang berbau pornografi. Pemerintah memberi tenggat waktu kepada WhatsApp sebanyak 2×24 jam, yakni hingga Rabu (8/11/2017) mendatang. Pemerintah juga mengancam akan lakukan pemblokiran pada WhatsApp apabila peringatan tersebut tidak diimbau.
Sementara itu, Idham Khalid selaku aktivis dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menegaskan, hal semacam ini merupakan langkah yang tepat dan sudah seharusnya semua pihak bergotong-royong lawan pornografi yang sangat membahayakan bagi otak anak.
“Sudah menjadi tugas dan perjuangan kita. Mari kita selamatkan anak-anak bangsa kita dari kelompok-kelompok destruktif yang merusak, dimana-mana mereka selalu berusaha untuk mengubrak-abrik tatanan kehidupan bangsa kita untuk merusak dan menghancurkan bangsa kita,” kata Idham, kepada Warta Pilihan, Selasa, (7/11/2017).
Tidak hanya pornografi, ancaman minuman keras dan narkoba, para distributor adalah oknum-oknum yang sangat merusak generasi muda. Terutama pornografi, menurut Idham begitu gencar dilakukan pada berbagai lini di jaman yang serba canggih ini: anak-anak dapat memiliki gawainya secara pribadi.
“Mereka menyebarkan teori-teori tentang seks agar para pemuda bangsa kita tidak melihat sesuatu yang suci sehingga ambisi nalurinya hanya tertuju pada sex, dan ini sudah terbukti, kita bisa lihat di mana-mana,” tandas Idham prihatin.
Idham menyarankan agar bergotong-royong memberantas hal-hal tersebut dengan cara menghidupkan kembali aktivis anak, seperti karang taruna bagi remaja.
“Siapa lagi yang dapat menyelamatkan generasi muda dan bangsa negara kita ini di masa akan datang kalau bukan generasi muda bangsa yang berkualitas, beriman dan berakhlakul karimah,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini