Ramadhan Berbagi Ilmu di Mandalasari

by
foto:eveline

Jagalah hutanmu
Jagalah sungaimu
Percayalah cinta
Bersemi hingga muara

Terawat pohonku
Terawat airku
Mencatatkan rindu pada generasi pembangun negeri

(Panji Sakti, 2018)

Wartapilihan.com, Bandung – Pagi-pagi sekali, anak-anak kecil berkerudung warna-warni dan berbaju koko telah berkumpul di Musholla Ihya Al-Ghazali, di kawasan Mandalasari, Bandung.

Tawanya yang polos semakin kentara manakala melihat kertas kembang berwarna-warni yang menarik hati yang berjejer di depan. Belum lagi, hiasan gantung di langit-langit masjid membuat suasana udara yang dingin menjadi hangat dan ceria.

Tenda-tenda didirikan layaknya kemping di tengah pegunungan. Di saung bambu, anak-anak duduk menggambar dan bermain permainan bersama para kakak yang mereka panggil ‘Ibu Guru’ atau ‘Bapak Guru’.

Mereka yang telah masuk pada liburan sekolah lebih senang bermain di sini ketimbang di tempat lainnya. Tentu main kali ini berbeda, karena ada acara yang terlihat seru di benak mereka. Setiap tahun di bulan Ramadhan, semua anak di Desa Mandalasari dapat mengikuti acara ini. Hampir 100 anak yang ikut untuk bermain dan belajar di tempat ini.

Tetapi, berbeda dengan tahun sebelumnya, tema acara tahun ini adalah 3R, yaitu (1) Reduce (mengurangi sampah), (2) Reuse (menggunakan kembali barang bekas) dan (3) Recycle (mendaur ulang sampah).

“Mengenal jati diri adalah suatu hal yang penting bagi manusia dan itu harus dimulai dengan mengenal lingkungan tempat kita tinggal dan dari mana kita berasal. Hal ini harus ditanamkan pada anak–anak sejak dini, menjadikan mereka merasa bangga dengan asal mereka, rumah mereka, dan desa mereka,” kata Ketua Panitia acara Ramadhan Ceria, Agung Rachmawan.

Khusus di Mandalasari yang masih asri ini, ia menekankan, pengembangan komunitas (community development) dilakukan dengan dasar anak-anak perlu untuk mengenal dan mencintai lingkungan tempat tinggal mereka.

“Mereka juga harus bangga menjadi anak–anak Mandalasari. Harapannya, anak-
anak akan menjaga kebanggaan mereka dengan cara menjaga lingkungan dan semaksimal mungkin,” imbuh Agung.

Berbagai kegiatan yang dilakukan yaitu, (1) melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, (2) membuat pupuk kompos, (3) bermain kreatifitas anak-anak, (4) mengolah barang-barang bekas menjadi mainan dan alat yang berguna, (5) menanam menggunakan kompos dan botol plastik bekas.

Tak hanya itu, kegiatan yang diselenggarakan pada 27 hingga 29 Mei 2018 ini juga mempersembahkan drama teaterikal yang bertemakan lingkungan berjudul ‘Mandalasari 3018’ yang menceritakan tentang keadaan lingkungan di 1000 tahun yang akan datang. Dibumbui dengan komedi, namun tersirat pesan moral yang menyentuh hati. Anak-anak dari jenjang pendidikan TK hingga SMA dapat mengikuti acara ini tanpa biaya.

“Acara ini bertujuan untuk mengenal lingkungan tempat tinggal mereka, menjaga lingkungan dengan melakukan pengelolaan sampah, memperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse and Recycle), serta menumbuhkan imajinasi dan kreativitas anak dengan kegiatan keterampilan barang bekas,” pungkas Agung.

Kendati acara telah selesai, para panitia tetap memantau efek lanjut dari acara ini, yakni dengan mendelegasikan 10 aktivis lingkungan yang berasal dari anak-anak Mandalasari agar menjadi perpanjangan tangan untuk menjaga lingkungan. Acara ini dipersembahkan oleh Indofood.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *