Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya ke Keraton atau Malioboro. Salah satunya wisata edukasi yang murah meriah: Benteng Vredeburg.
Wartapilihan.com, Yogyakarta — Benteng Vredeburg, yang berbahasa Jawa Hanacaraka merupakan salah satu destinasi yang patut dikunjungi bagi Anda yang belum pernah kesana. Pasalnya, benteng ini merupakan museum yang sangat penting bagi sejarah perjuangan nenek moyang bangsa Indonesia melawan penjajah.
Benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan Keraton Kesultanan Yogyakarta ini memiliki beberapa diorama untuk dijelajahi. Dengan hanya merogoh kocek sebesar Rp. 3.000 bagi dewasa, serta Rp. 2.000 bagi anak-anak, Anda sudah dapat memasuki museum dengan membawa kamera, sekaligus mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Yogyakarta yang pernah menjadi pusat pemerintahan Indonesia.
Benteng ini awalnya dibangun oleh Belanda pada tahun 1767 sebagai siasat politik dengan Sultan Keraton. Letak yang dipilih Belanda strategis dengan Kesultanan, dengan tujuan agar dapat mengetahui apa yang direncanakan terkait Belanda. Sehingga ketika Sultan Keraton dianggap mengancam kedaulatan Belanda, Belanda dapat menyerang menggunakan miriam.
Ketika sudah masuk di museum, Anda akan disuguhkan pemandangan patung-patung yang diabadikan, yakni patung orang-orang penjajah Belanda dan juga patung para pejuang Indonesia. Setelah dari sana, lurus ke depan, maka Anda akan saksikan sebuah replika tugu Yogyakarta yang kecil dan unik.
Masuk ke diorama III, Anda akan menemukan peninggalan-peninggalan dari pejuang berupa sepatu, jam, dan lainnya. Juga ada baju suster yang membantu perjuangan bangsa Indonesia di kala itu. Setelah itu, Anda akan menemukan replika-replika kecil yang menceritakan sejarah tentang ketika Yogyakarta dijadikan pusat pemerintahan Indonesia.
Salah seorang pengunjung, Febia Rani (22) seorang mahasiswa jurusan Sastra Jepang, sangat antusias untuk pergi kesini pertama kalinya. Ia mengaku senang, karena dapat mengetahui sejarah Indonesia masa lampau. “Saya baru pertama kalinya kesini, saya suka sekali sejarah, terutama penjajah Belanda di Indonesia.” Ia berharap agar bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah, dan tidak terlalu mengagungkan Barat. “Semoga kita lebih mencintai sejarah, karena mengetahui sejarah adalah mengetahui masa depan,” pungkas Rani.
Benteng yang terletak di Jalan Margo Mulyo ini dapat dikunjungi pada Selasa hingga Jumat sejak pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, Anda dapat kunjungi lebih lama, yaitu pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Pada hari Senin dan hari libur nasional, museum ini tutup. ||
Eveline Ramadhini