BELAJAR DARI KASUS REMPANG: RENUNGKAN KEMBALI MAKNA PEMBANGUNAN DAN KEMAJUAN

by

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Kasus Rempang semakin banyak mendapat perhatian masyarakat luas di Indonesia. Pemaksaan investasi yang menuntut penggusuran Kampung-kampung tua di Rempang mendapatkan perlawanan sengit dari masyarakat. Mereka sudah menghuni wilayah itu sejak 1843, sebagai bagian dari Kesultanan Riau Lingga.

Karena itulah, berbagai tawaran agar masyarakat di Kampung-kampung Tua itu rela digusur, ditolak keras. Bahkan, mereka merasa martabat sebagai bangsa Melayu telah dilecehkan. Sudah banyak ungkapan yang heroik disampaikan oleh masyarakat, bahwa mereka rela mati demi mempertahankan tanah dan kehormatan mereka.

Para pejabat kita sudah sangat akrab dengan teori tentang pembangunan dan kemajuan, yang didominasi dengan aspek materi. Bahwa, pembangunan harus menghasilkan peningkatan pendapatan negara, sehingga Indonesia layak dikategorikan sebagai negara maju dengan pendapatan perkapita mencapai 9000 USD per kapita per tahun.

Teori pembangunan dan kemajuan itulah yang diajarkan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus selama ini. Indikator negara maju harus terukur secara kuantitatif. Ada peningkatan pendapatan masyarakat, meskipun itu merupakan hitung-hitungan di atas kertas. Itu adalah hasul dari pendapatan kotor negara (GDP) dibagi dengan jumlah penduduk.

        Berikut adalah contoh materi ajar untuk tingkat SMP tentang “ciri-ciri negara maju”, yaitu:

  1. Pertanian termasuk di dalamnya adalah bidang peternakan dan perikanan untuk  industrialisasi, dijual, diekspor.
  2. Aktivitas perekonomian memakai sarana dan prasarana yang telah modern.
  3. Perkembangan dari iptek menunjang industrialisasi secara cepat.
  4. Penduduk mempunyai pendapatan yang tinggi.
  5. Penduduk mempunyai  pendidikan dan keterampilan yang cukup tinggi.
  6. Masarakatnya mempunyai sifat kemandirian yang tinggi.
  7. Tidak tergantung pada alam.
  8. Mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah
  9. Angka harapan hidup cukup tinggi.
  10. Intensitas mobilitas tinggi.

 

Merujuk kepada teori kemajuan seperti inilah maka dilakukan berbagai program untuk menggenjot peningkatan investasi. Pada saat yang sama, pertumbuhan jumlah penduduk ditekan seminimal mungkin dengan konsep Keluarga Berencana. Dulunya, BKKBN mengkampanyekan slogan “Dua Anak Lebih Baik”. Lalu, slogan itu diganti dengan “Dua Anak Cukup”. Terakhir, ada slogan baru: “Dua Anak Lebih Sehat.” (            https://kumparan.com/pandangan-jogja/bkkbn-ungkap-alasan-ubah-slogan-2-anak-cukup-jadi-2-anak-lebih-sehat-20ddFtwVc7E/full).

Sepatutnya, Indonesia punya konsep pembangunan sendiri yang bertumpu kepada Pembangunan Jiwa.  Bangunlah jiwa rakyat kita, dan bangunlah badan mereka! Tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan hidup yang bahagia bagi individu dan masyarakat. Bahagia tidak mesti kaya.

Pakar pemikiran Islam, Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud pernah menawarkan kepada dunia Islam satu konsep pembangunan yang sesuai dengan fitrah manusia. Dalam sebuah kesempatan berceramah di Islamic Development Bank (IDB), di Jeddah, di musim haji, tahun 2001, Prof. Wan Mohd Nor menyampaikan imbauan agar dunia Islam secara sungguh-sungguh memikirkan dan menyusun konsep pembangunan yang sedang dijalankan di negara masing-masing.

Sebab, saat ini, begitu dominannya konsep-konsep peradaban Barat digunakan dalam memaknai pembangunan. Padahal, peradaban atau tamaddun Barat memiliki cara pandang yang sangat berbeda dengan peradaban Islam, dalam memaknai hakikat pembangunan dan kemajuan manusia.

Saat ini, konsep pembangunan manusia yang dominan hanyalah bertujuan dan dinilai berdasarkan kepada pencapain dan kesenangan di dunia ini. Konsep pembangunan ini melihat manusia sebagai diri yang tanpa ruh, sebagai sejenis hewan yang paling maju (most evolved species). Insan dibuat tidak punya tujuan selain hanya untuk hidup berkembang biak dalam suatu persaingan yang amat sengit dengan segala makhluk lain, termasuklah sesama insan.

“Hal ihwal ruhaniah manusia di Hari Akhirat, telah ditolak secara mutlak sebagai pertimbangan pembangunan, dan telah digugurkan daripada sebarang perbincangan dan perencanaan resmi mengenai pembangunan insan dan negara,” tulis Prof. Wan Mohd Nor.

Dalam perbincangan di IDB tersebut, Prof. Wan Mohd Nor  menyarankan, agar dunia Islam mengganti istilah pembangunan (development) dengan “pengislahan”, yang bermakna: perbaikan dari semua segi, dalam semua jenis kegiatan manusia. Pengislahan dari kata Islah, yakni perbuatan kepada manusia atau sesuatu yang membuatnya menjadi baik, betul, teratur, adil, sesuai dengan segala nilai yang tinggi.

Pada akhirnya, semua program pengislahan, haruslah memiliki tujuan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan insan. Bagi umat Islam, tujuan hidup amat jelas, hasanah fid-dunya wa fil-akhirah. Sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat.

           *****

            Indonesia dikenal sebagai negara religius. Rakyat Indonesia adalah manusia-manusia yang perlu dibangun dan dimajukan jiwa dan raganya. Jiwa mereka akan sehat dan hidupnya akan bahagia jika mereka semakin dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa mereka semakin hancur jika mereka jauh dari Tuhan.

Dalam al-Quran ditegaskan bahwa negara maju yang patut dijadikan contoh adalah negara yang penduduknya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Negara seperti inilah yang dijanjikan Allah akan diberikan limpahan berkah dari langit dan dari bumi. (QS al-A’raf: 96).

Karena itu, agar kasus-kasus kezaliman terhadap rakyat tidak terjadi atas nama pembangunan, patutlah para ulama mengajukan konsep pembangunan yang benar dan tepat kepada pemerintah. Kasihan para pejabat jika mereka harus melaksanakan satu program yang dianggap membawa kemajuan, padahal justru membawa kepada kerusakan dalam berbagai dimensi kehidupan.

Lebih kasihan lagi, jika para pejabat dan aparat negara dipaksa melakukan tindakan yang menzalimi rakyat, yang berakibat pada penderitaan abadi di akhirat. Semoga Allah SWT memberikan bimbingan kepada para ulama dan pemimpin negara agar mampu merumuskan dan melaksanakan konsep pembangunan yang membawa pada kebahagiaan lahir dan batin bagi masyarakat. (Depok, 13 September 2023).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *