Baru 60% Ibu yang Berikan ASI pada Bayinya

by
https://alibaba.kumpar.com

Di tengah pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi anak, masih banyak ibu yang memberikan susu formula pada anak. Apa penyebabnya?

Wartapilihan.com, Jakarta –Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F Moeloek mengatakan, ibu yang memberikan ASI pada anaknya di Indonesia baru terhitung sekitar 60%. Hal ini, menurut Nila terjadi karena masih kurangnya edukasi tentang ASI terhadap para ibu. “Saya sedih, belum semuanya ibu mau memberikan ASI, baru 60 persen,” tukas Nila.

Padahal pemberian ASI yang eksklusif sangat bermanfaat bagi anak. Maka, air susu ibu mesti dirangsang dengan asupan gizi yang baik, juga ibu memiliki pikiran positif sehingga tak mengganggu kinerja keluarnya ASI.

“Pemberian asi yg eksklusif dapat dirangsang dengan asupan apa saja yang harus diberikan untuk bisa hasilkan kualitas ASI yg baik,” ucap Nila.

“Selain itu, dukungan dari sang ayah atau bapak juga penting untuk mengajak ibu agar dapat mengeluarkan ASI-nya dengan maksimal,” Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menerangkan lebih lanjut.

Nila berharap, sosialisasi pemberian ASI tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga dibantu dari organisasi atau lembaga swadaya masyarakat.

Sementara itu, Noor Rochmach yang merupakan perwakilan dari Aisyiyah yang merupakan organisasi perempuan cabang Muhammadiyah menjelaskan, di daerah-daerah Aisyiyah turut menyerukan pebdidikan agar ibu dapat mengeluarkan ASI-nya secara maksimal.

“Di daerah yang pendidikan orangtua dan ibu mudanya rendah kebanyakan tidak mendapatkan pendidikan yang optimal tentang memberi ASI. Maka, kami edukasi ke masyarakat, ada pengajian dan bahkan ada Bale Aisyiyah Sakinah, agar mereka mendapatkan edukasi tentang ASI,” tandas Noor Rochmach.

Noor mengatakan, seorang ibu sebaiknya memberikan ASI eksklusif dalam jangka dua tahun sesuai tuntunan Al-Qur’an.

Hal yang sering menjadi permasalahan mendasar bagi para ibu hamil ialah ketika makan bersama suami. Pasalnya, sang ibu sering makan ketika suaminya sudah selesai makan, sehingga ia hanya memakan sisa-sisa.

“Budaya ini yang perlu dirubah, karena ibu membutuhkan asupan gizi yang baik, lengkap, dan penuh terutama pada masa kehamilan,” tandas Noor.

Maka, hal tersebut yang seringkali selalu diedukasi oleh Aisyiyah. Selain itu, peran suami juga sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak dan kebahagiaan sang ibu.

“Partisipasi ayah jadi perjuangan sendiri, untuk menjadi ayah yang peduli. Di perkotaan sudah bisa demikian. Mereka sudah mulai peduli ikuti istrinya untuk dapatkan informasi yang seimbang,” pungkas dia.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *