Wartapilihan.com, Jakata – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustad Bachtiar Nasir mengatakan, dirinya mencium aroma kemenangan pilkada semakin dekat dengan kerja keras, ikhlas dan tawakkal kepada Allah SWT.
“Hati kecil saya Pilkada nanti umat muslim menang, yang harus kita perjuangkan adalah nilai ikhlas. Ikhlas karena Allah. Gerakan orang-orang yang ikhlas mendatangkan kemenangan.Ini kunci nomor satu, sebab kalau kita tidak ikhlas sangat merugi,” ujarnya saat konsolidasi relawan GEMA Jakarta di Al Azhar, Kebayoran Baru, Selasa (28/3).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, memperkuat keikhlasan merupakan faktor kemenangan dalam suatu perjuangan dengan izin Allah. “Jauhkan kepentingan syahwat politik, kami berdiri tegak disini untuk menegakkan Siyasah Syar’iyyah yang akan membawa rahmatan lil alamiin,” jelasnya.
Sunduquna Juyubuna yang berarti logistik kami dari kantong kami sendiri. Menurutnya selain keikhlasan, relawan harus berani mengorbankan waktu, tenaga, materi dan hal yang ia cintai.
“Sunduquna Juyubuna, inilah yang tercermin dari sahabat-sahabat Rasulullah dalam membersamai beliau selama 13 tahun di Madinah dan 10 tahun di Makkah. Mungkin sekarang belum terasa dampaknya, tetapi generasi kita nanti yang akan merasakan indahnya perjuangan ini,” ungkap Sekjen MIUMI ini.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data yang di dapat, seharusnya muslim menang di putaran pertama. Tetapi sedang diuji perjuangannya oleh Allah.
“Secara bocoran data seharusnya kita menang di putaran pertama, tetapi Allah sedang menguji nafas panjang kita, Allah sedang menguji perjuangan kita,” imbuhnya
Bachtiar menceritakan pengalamannya saat silaturahmi dengan ulama Cina di Korea Selatan bahwa komunisme menjadi sistem politik di Cina. Baginya, Islam akan lebih maju lagi dalam peradaban dan dimulai dari Jakarta dengan Siyasah Syar’iyyah yang salah satunya berlandaskan keikhlasan.
“Kesadaran politik dalam konteks Jakarta adalah ikhlas. Jangan lemah, jangan putus asa. Apa yang sekarang berlangsung di Indonesia saat ini, di Jakarta khususnya adalah tadbiirun rabbaniyyun murni ilahiyah. Siapapun yang ingin berselancar dengan syahwat politik maka akan terpelanting jika tidak berlandaskan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” ungkapnya.
Terakhir, ia mengamanahkan umat untuk menjadikan masjid sebagai pusat gerakan. Baik gerakan keagamaan, sosial maupun politik dan meyakinkan di dalam hati masyarakat semua, pemimpin di Jakarta 19 April nanti adalah pemimpin muslim.
“Bila kita hitung kekuatan mereka (Taipan, red) apakah kita sanggup? Membangun rumah untuk orang tua yang sudah lansia sanggup? Menghajikan marbot sanggup? Mulai sekarang, setelah sholat subuh kita sapa masyarakat, kita berikan 10 bungkus ke tukang ojek, satpam dan lain sebagainya. Dimulai dari gerakan kecil ini insya Allah kita bisa memenangkan pilkada,” pungkasnya. I
Reporter: Ahmad Zuhdi