Ini Piranti Deteksi Daging Babi
Lebih murah daripada yang bisa digunakan untuk langsung oleh masyarakat.
‘Sudah ada beberapa penelitian dan percobaan untuk menghasilkan alat atau piranti deteksi cadangan babi. Sayang belum menawarkan secara massal agar dapat terjangkau dan digunakan secara langsung oleh masyarakat, ” tutur Elvina Agustin Rahayu, pakar sistem Jaminan halal dan auditor keamanan pangan.
Pelacak Kimia Babi
Pada Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) XVI 2003, pemenang pertama Bidang Pertanian dalam Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa (LKIM) adalah alat pendeteksi daging babi. Alat ini merupakan karya Tim Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Ide alat didasari temuan peneliti dari Jerman, Profesor Stolle, yang mengatakan bahwa setiap daging hewan memiliki protein spesies tertentu yang dapat diketahui berasal dari daging dengan berat molekul 17.000 dalton.
Dari penelitian tentang kandungan protein yang ada di dalam daging yang dihasilkan dari babi yang dibuat dengan antibodi poliklonal untuk mengakses kandungan protein dari daging.
“Alat itu akan bekerja jika ditempatkan di atasnya dan ada penunjuk arah ke positif atau negatif. Jika negatif, berarti daging itu bukan daging babi, begitu pula sebaliknya,” kata Rafiqa.
Pada Pimnas XVIII 2005 di Padang, Tim LKIM Universitas Brawijaya, Malang, yang terdiri dari Edy Susanto, Fandi Aris Rahman, Endrika Widyastuti, dan Ratih Ristanti dari Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Unibraw, menyajikan hasil penelitian bertajuk ‘’Upaya Identifikasi Daging Babi pada Bakso melalui Karakterisasi Fraksi Protein dengan menggunakan SDS PAGE’’.
SDS PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Polycrylamide Gel Electrophoresis) adalah teknik analisis (pemisahan fraksi) protein menggunakan perbedaan sifat migrasi protein bila dialiri medan listrik tertentu dengan menggunakan poliakrilamid sebagai penyangga.
Sampel penelitian mereka adalah daging sapi dan babi segar serta rebus, baik secara terpisah maupun tercampur dalam bakso dengan komposisi tertentu.
Hasilnya, pada bakso sapi murni, terdapat banyak protein troponin T yang tampak pada tebalnya pita protein tersebut alibat perebusan/pemanasan. Namun jumlah protein troponin T ini semakin menyusut dengan semakin banyaknya campuran daging babi pada bakso daging sapi.
Karya berikutnya untuk kepentingan yang sama, dihasilkan oleh Henny Nuraini, staf pengajar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Henny menjelaskan, penelitiannya memanfaatkan penciri spesifik yang hanya ditemukan pada babi dan kerabatnya. Penciri spesifik (sekuen) itu adalah Porcine Repetitive Element 1 (PRE 1).
”Sekuen itu hanya bereaksi pada babi dan kerabatnya, sehingga kita langsung tahu bila bahan makanan mengandung babi,” katanya. Peraih gelar doktor dari IPB ini memaparkan bahwa dengan menggunakan PRE 1, peneliti dapat melihat apakah suatu bahan makanan mengandung babi atau tidak. ”Teknisnya dengan penelitian DNA,” kata Henny.
Pendeteksi Lemak Babi
Irwandi Jaswir, PhD bersama rekannya dari Department of Biotechnology, International Islamic University Malaysia (IIUM), telah melakukan serangkaian penelitian panjang untuk mencoba melihat kemungkinan analisa lemak babi dengan menggunakan Fourier Transform Infra-red (FTIR) Spectroscopy. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mesin FTIR sangat berpotensi untuk digunakan sebagai alat untuk mendeteksi lemak babi secara cepat dengan hasil yang konsisten. Metode FTIR dapat memberikan hasil analisa asam lemak dari babi yang bercampur dengan lemak-lemak binatang lain secara konsisten, bahkan dengan kandungan yang sangat rendah.
Selain untuk membantu konsumen Muslim, hasil penelitian ini juga mencatat sebuah langkah signifikan untuk semua kalangan yang bermain dalam bisnis makanan halal, mengingat pasaran makanan halal dunia yang mencapai 150 triliun dolar Amerika.
Riset ini memenangi Medali Emas pada The 34th International Exhibition of Inventions, New Techniques and Products of Geneva, Genewa, Swiss, 5-9 April 2006.
Analisa lemak babi dengan menggunakan FTIR bersifat sederhana. Alat ini tidak memerlukan persiapan sampel yang rumit karena baik sampel padat dan cair bisa langsung di-scan untuk mendapatkan spektrum. Dengan demikian, dari segi biaya, akan sangat menguntungkan lantaran tidak ada pelarut atau bahan kimia lainnya yang diperlukan. Sampel padat cukup cukup diblender, sedangkan sampel cair hanya perlu dibuat homogen. Karena tidak memerlukan bahan kimia apapun, analisa dengan menggunakan FTIR juga dapat dianggap ramah lingkungan.
Alat ini dapat digunakan untuk pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa FTIR hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk mengetahui ada tidaknya kandungan unsur babi sebuah sampel.
Halal Scanner
Alhamdulilllah, kini juga sudah hadir Halal Scanner. Sebuah aplikasi untuk memindai label pada produk bahan makanan. Inovasi kreatif iPhone ini, secara otomatis akan menentukan status kehalalan produk makanan tersebut.
Cara kerjanya Halal Scanner ini sangat sederhana. Arahkan lensa kamera iPhone 3GS Anda ke label produk yang hendak diteliti. Fungsi auto-focus akan langsung bekerja untuk mendapatkan gambar yang diinginkan. Halal Scanner akan memeriksa zat dalam makanan dan mencocokkannya dengan daftar yang ada dalam database built in yang berisi daftar makanan yang diatur secara berurutan.
Aplikasi iPhone ini akan menggolongkannya atas empat jenis status, yakni : halal, haram, 50/50, dan tidak diketahui. Status kedua bisa berarti syubhat dan cenderung haram. Tiap bahan makanan yang diteliti hanya memiliki satu status.
Dengan Halal Scanner, muslim yang tinggal negeri yang minoritas umat Islam seperti Amerika Serikat, tidak perlu cemas dengan status kehalalan bahan makanan yang hendak dikonsumsi. Mereka bisa langsung memeriksa makanan tersebut dengan satu klik. Bisa jadi, ini adalah cara tercepat dan paling sederhana untuk menjaga agar makanan yang kita konsumsi selalu sesuai dengan aturan syariah.
Sejak Mei 2012 LPPOM MUI juga telah menyediakan Sistem Pelayanan Sertifikasi Halal secara online. Sistem ini dinamakan CEROL SS-23000 (http: /e-lppommui.org).
Manfaat sistem ini antara lain memberikan masyarakat untuk mendapatkan informasi produk halal dengan cepat. (nurbowo)