Ramai pembeli yang menganggapnya sebagai salah satu outlet sate terkenal di Padang
” Waduh … brand sate KMS ini sangat terkenal di Kota Padang. Cabangnya banyak baik yang terdiri gerobak atau warung permanen. Saya sendiri pernah makan sate ini di Jl Permindo. Pak polisi dan pihak terkait tolong cepat diproses oknumnya karena ini sudah penghinaan, pelecehan dan pertempuran. ”
Demikian sembur netizen Zullkani Hassan mengomentari berita di sebuah portal.
Kabar itu memang menghentak. Bayangkan, sate yang merupakan cabang dari kuliner terkenal di Kota Padang Tercinta, yang sangat ramai diserbu pembeli, tampak berdaging babi.
Pada Selasa (29/1) petang, tim gabungan dari Dinas Kesehatan Kota Padang, Dinas Perdagangan, BPOM, dan Satpol PP Padang, menggeledah kedai sate KMSB di kawasan Simpang Haru Padang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal, mengungkapkan, saat digeledah pedagang sate sempat membenamkan paket sate ke di belakang Gudang. “Jika tak membantah, mengapa daging dibuang mendapat saat kami datang,” katanya.
Petugas pembeli penjual sate suami-istri Devi dan Bustami, dan seorang lagi yang disangka sebagai pemasok daging, Kusti Gani. Petugas juga memungut bukti seratus tusuk sate, dan sekitar dua kilogram daging beku daging babi.
Devi, mengaku tidak tahu kalau daging yang ia beli dari Kusti Gani adalah daging babi. “Saya tidak tahu sama sekali, awalnya dia menawarkan daging ke saya dan bersedia mengantarkan langsung, karena memudahkan akhirnya saya terima,” katanya.
Ia mengaku baru membeli daging babi itu dua kali dengan rincian lima kilogram pertama, dan lima kilogram kedua. Semuanya dibeli dengan harga sama, Rp 95 ribu per kilogram.
Namun, menurut Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Padang, Novita Latina, temuan sate babi ini sudah cukup lama.
“Berawal dari laporan masyarakat, kemudian kita beli sampel ke pedagang sate ini. Sampel kita kirim pada Oktober 2018 ke Balai BPOM Padang, selanjutnya merujuk ke Balai BPOM Aceh dengan alat yang lebih canggih,” kata Novita, Selasa (29/1).
“Uji labor keluar tanggal 21 Januari, hasilnya positif daging babi. Selanjutnya kita serahkan ke Dinas Perdagangan,” imbuh Novita.
Pengintaian dilakukan sebulan lamanya oleh petugas, sebelum akhirnya kedai KMSB Simpang Haru digerebek.
Sate babi KMSB ini sudah lama buka. Pembelinya cukup ramai. Masyarakat mengira ia merupakan cabang atau outlet dari kuliner terkenal Padang Sate KMS.
Namun, anggapan itu ditepis Ilyas (30), Penanggungjawab Sate KMS Asli Cabang Padang angkat bicara.
“Kita ingin klarifikasi bahwa temuan daging sate yang diduga menggunakan daging babi itu bukan dari KMS grup. Melainkan merek dagangnya sendiri yaktu KMSB. Dan saya pastikan itu bukan bagian dari grup kami,” terang Ilyas seperti dikutip Metrans (30/1).
Lebih lanjut ia menjelaskan, sate KMS asli hanya di kawasan Siteba, Kampung Kalawi, Permindo, dan Pattimura.
“Hanya ada 4 cabang itu di Padang. Selebihnya tidak ada hubungan dengan sate KMS. Kalau yang ditangkap tadi, bumbu, daging dan semuanya dipastikan berbeda,” tandas Ilyas.
Pria yang merupakan adik kandung pendiri Sate KMS itu menyatakan bahwa merek dan logo KMS sudah dipatenkan sejak 2010.
Ia juga menjamin kehalalan sate KMS, dan siap untuk diperiksa bahan-bahan produksinya.
“Kami menjamin kehalalan sate yang kami jual. Dan jika ingin diperiksa, kami siap,” tutupnya.
Elvina Agustin Rahayu, pakar sistem jaminan halal, menyarankan agar KMS segera mengikuti sertifikasi halal LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat dan Kosmetika) MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sumatera Barat.
” Kehalalan produk tidak boleh diklaim sendiri , tetapi harus disetujui oleh lembaga pemerika halal dan mendapat fatwa halal dari MUI. Biar masyarakat lebih tenang mengonsumsinya, ” terang Vina UNTUK wartapilihan . (nurbowo)