Alotnya Perundingan Faksi-Faksi Suriah di Kazakhtan

by
Pasukan Jaish al Islam Suriah. Foto : Reuters

Wartapilihan.com, Kazakhtan – Bashar Jaafari wakil Suriah di PBB mengatakan bahwa Mohammad Alloush telah bertindak dengan cara “mencederai demokrasi” di perundingan tidak langsung yang diselenggarakan oleh Rusia, Iran, dan Turki.

Alloush, pemimpin Jaish al Islam menjelaskan, pemerintah Suriah sebagai “entitas teroris”. Ia juga mengatakan, seperti dilansir BBC (Senin 23/1), solusi politik untuk perang saudara adalah pilihan yang lebih disukai para pemberontak, tetapi “bukan (jalan) satu-satunya”.

Pembicaraan di ibukota Kazakhstan adalah yang pertama dimana delegasi oposisi dibentuk secara eksklusif dari wakil-wakil kelompok bersenjata.

Lebih dari 300 ribu orang telah tewas dan 11 juta lainnya mengungsi sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad yang dimulai pada Maret 2011.

Pembicaraan dibuka pada Senin (23/1) pagi di sebuah hotel di Astana dengan delegasi pemberontak duduk di salah satu sisi meja bundar besar, sementara pemerintah di sisi lain.

Mereka bergabung dengan perwakilan dari Rusia dan Iran—yang mendukung Assad, dan Turki yang mendukung para pemberontak, serta utusan khusus PBB Staffan de Mistura dan Duta Besar Amerika untuk Kazakhstan.

Pertemuan itu tertutup untuk media setelah sebelumnya ada pernyataan dari Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kairat Abrakmanov. Ia mangatakan, sudah waktunya untuk “membuat terobosan nyata untuk hak orang-orang Suriah”.

Jaafari, wakil tetap Suriah untuk PBB, bersikeras bahwa ia telah menyampaikan pesan “positif dan optimis”.

“Semuanya telah berubah sejak Aleppo,” kata seorang diplomat Barat yang terlibat di Suriah selama beberapa tahun terakhir. “Ada persamaan baru.”

Kekalahan telak oposisi di Kota Aleppo pada bulan Desember adalah kehilangan kota besar terakhir mereka untuk menantang pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Terdapat pengubah-permainan lain. Di belakang layar, di ibukota Turki, Ankara, aliansi Rusia-Turki menempuh kesepakatan untuk mengakhiri pertarungan final (perang).

Sekarang dua sekutu yang mendukung sisi yang berbeda dalam perang ini berharap untuk mengubah peta geo-politik Suriah.

Namun, diplomat itu mengatakan, “nada provokatif dan kurangnya keseriusan dalam pidato delegasi oposisi” membuat “gangguan terhadap kesadaran dan pengalaman peserta diplomatik yang hadir”.

Sebuah transkrip pidato Alloush belum dirilis, namun potongan video telah diunggah secara online oleh anggota delegasinya.

Pemimpin politik Jaysh al-Islam menggambarkan, pemerintah sebagai entitas teroris. Ia juga menyerukan berbagai kelompok untuk berjuang bersama untuk melawan, termasuk gerakan Hizbullah Lebanon agar ditempatkan pada daftar global organisasi teroris.

Alloush mengatakan, pemberontak ingin menghentikan “pertumpahan darah” dengan memperkuat gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan Turki pada akhir bulan lalu, dimana kedua belah pihak saling tuduh telah melangarnya.

Dia memperingatkan, “Sebuah solusi politik di Suriah adalah pilihan kami, tetapi bukan satu-satunya karena kita berjuang untuk hak-hak kami. Hak kami untuk hidup, hak kebebasan, hak untuk menentukan nasib kami, dan hak rakyat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka.” | Sumber : BBC

Reporter : Moedja Adzim

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *