Ajak Pertahankan NKRI, Habib Rizieq Pidato Soal Pancasila

by
Habib Rizieq menyampaikan ceramahnya di Gedung Joeang 45, Menteng Jakarta Pusat (20/1). Foto : Eveline Ramadhini

Wartapilihan.com, Jakarta – Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Habib Muhammad Rizieq Syihab, menghadiri diskusi bertajuk “Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua” di Gedung Joeang 45, Jl Menteng Raya Jakarta Pusat, Jum’at kemarin (20/1).

Dalam kesempatan itu, Habib Rizieq mengajak masyarakat mempertahankan kedaulatan NKRI dengan memaparkan Pancasila secara gamblang. Pidato kebangsaan Habib Rizieq dihadiri pula oleh tokoh-tokoh nasionalis dan purnawirawan jenderal.

Bukan hanya sila pertama yang dibedahnya. Sila-sila yang lain juga dia paparkan dengan jelas. Dalam pidato ini, Habib Rizieq mengobarkan semangat nasionalisme untuk mempertahankan NKRI.

“Bangsa Indonesia, siapapun dia, berhak untuk mendapatkan keadilan dan berhak untuk selalu diperlakukan dengan adil. Bahkan juga harus diperlakukan dengan beradab. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya dengan gaya orasi yang khas dan berapi-api membahas sila ke dua.

Ini, menurutnya, sesuai dengan yang diperjuangkannya melalui GNPF. GNPF yang dipimpinnya tidak akan membiarkan segala tindakan yang tidak berkeadilan dan tidak beradab sesuai sila kedua Pancasila ini.

Berikutnya Habib Rizieq menjelaskan sila ke tiga “Persatuan Indonesia”. Sila ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah sepakat negara ini adalah negara kesatuan. Habib Rizieq dengan tegas mengajak seluruh komponen bangsa untuk menolak adanya gerakan separatis dari Aceh hingga Papua.

“Indonesia ini bukan negara federasi. Indonesia ini negara kesatuan. Sehingga kalau ada satu wilayah yang menghendaki untuk melepaskan diri dari NKRI, enggak bisa referendum yang hanya untuk wilayah tersebut,” ungkapnya dengan suara berapi-api.

Menurutnya jika sampai ada referendum maka seluruh warga negara dari Sabang sampai Merauke harus dilibatkan. Ini karena bangsa Indonesia telah sepakat bahwa bentuk negara kita adalah Negara Kesatuan.

Soal sila ke empat menurut Habib, dasar negara kita adalah musyawarah untuk mufakat. Musyawarah mufakat artinya dengan mengumpulkan para ahli di setiap bidang dan memiliki integritas dan menguasai disiplin ilmu tertentu untuk merumuskan kebijakan-kebijakan negara.

Ini, katanya, yang membedakan demokrasi Pancasila di Indonesia ini dengan demokrasi liberal, demokrasi sosialis, dan bentuk demokrasi lainnya.

Menurutnya, prinsip demokrasi Indonesia ini sudah bergeser ke arah demokrasi liberal yang menganut “one man one vote” dan ini bertentangan dengan sila ke empat.

“Hikmat kebijaksanaan” tidak berarti melibatkan semua orang yang tidak berilmu dan tidak memiliki integritas moral. Habib Rizieq menentang jika Presiden, ulama, dan para ahli disamakan dengan para pelacur, maling-maling negara, dan orang-orang yang tidak berilmu.

Mengenai sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, Habib menyoroti tidak meratanya keadilan sosial. Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan segala hasil alamnya. Sangat ironis, menurutnya, jika masih ada yang kelaparan dan makan nasi aking.

“Bagaikan tikus yang mati di atas lumbung padi, Saudara! Kita kaya raya. Sekali lagi kita kaya raya! Kita tidak miskin! Maka itu ayo kita bangkit, Saudara. Kedaulatan ekonomi, kedaulatan politik, kedaulatan hukum, kedaulatan teritorial, kedaulatan bangsa, harus kita rebut dan kita tegakkan kembali di bumi Indonesia!” himbaunya dengan berapi-api.

Di akhir pidato Habib Rizieq mengobarkan semangat para peserta dengan pekikan “Siap bela agama? Siap bela negara? Siap bela NKRI? Siap pertahankan Pancasila? Takbir! Merdeka!!” Semua peserta membalas dengan gemuruh takbir dan pekikan “Merdeka!”. |

Reporter : Eveline Ramadhini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *