Agar Anak Menyenangi Ibadah

by
Shalat ke Mesjid (sumber: fitrian.net)

Sebagai muslim, tugas utama orangtua adalah menjadikan anak sebagai sebaik-baik hamba yang bertaqwa kepada Allah. Konsep keimanan perlu ditanamkan sejak dini.

Wartapilihan.com, Jakarta –Psikolog sekaligus trainer di Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman membagi metode pengajaran untuk mengajarkan ibadah pada sang anak. Menurut Elly, ibadah bagi anak harus dibuat menyenangkan karena menyesuaikan dengan cara kerja otaknya.

“Bagian sinaps pada otak anak belum menyatu dengan sempurna sehingga ibadah harus dikemas secara menyenangkan. Orang tua tidak bisa memberikan pengasuhan dengan mengabaikan perkembangan otak anak,” kata Elly, di Fanpage Facebook Yayasan Kita dan Buah Hati, Jum’at, (3/11/2017).

Sebelum mengajarkan ibadah kepada anak, Elly menekankan, orang tua harus mengingat kembali bahwa hal ini merupakan perintah Allah yang harus diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh, karena sejatinya tujuan penciptaan manusia di dunia adalah untuk beribadah dan mengagungkan keesaan Allah swt. Dalam Al-Quran Surat Ad-Dzariyat ayat 56-58 dikatakan:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”

“Salah satu tanggung jawab orang tua dalam hal beribadah ini adalah bagaimana cara membentuk kebiasaan yang baik serta meninggalkan kenangan yang baik pada anak,” lanjut Elly.

Meski Rasulullah memperbolehkan untuk memukul dengan sebatang lidi, misalnya, ibadah seyogyanya dibuat menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani, tidak menolak, dan tentu saja agar anak merasa senang dan bahagia ketika beribadah. “Jangan pernah tinggalkan kenangan buruk untuk anak, ya, Ayah Bunda,”

Elly menekankan untuk mendidik anak karena Allah. Serta sebaiknya jangan pernah mengharapkan kebaikan dari anak jika orang tua tidak mendidiknya dengan baik. “Anak-anak kita bukanlah pilihan kita, mereka adalah takdir pilihan Allah untuk kita. Boleh memasukan anak ke sekolah-sekolah agama, namun bukan berarti kewajiban orang tua dalam mengajarkan agama menjadi gugur begitu saja,”

“Tugas orang tua untuk mengajarkan agama harus dituntaskan terlebih dahulu sebelum memasukan anak ke pesantren. Di akhirat kelak, bukan guru-guru pesantren yang akan ditanya, tapi para orang tua masing-masing. Ayah dan Bunda, sudah siapkah mempertanggungjawabkan tugas pengasuhan ini?” Tandas Elly.

Ia mengatakan, bahwa sesungguhnya tujuan pengasuhan ialah untuk membentuk kebiasaan dan meninggalkan kenangan. “Kita ingin agar anak-anak kita jadi ahli ibadah tapi dengan kenangan yang menyenangkan,” imbuhnya.

“Kita genapkan dengan doa, agar anak kita menjalankan ibadahnya bukan karena teriakan dan perintah kita, tetapi karena dia mencintai dan berusaha tunduk dan patuh pada Allah-nya,” pungkas dia.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *