Adian Husaini: Pendidikan untuk Menanamkan, Bukan Sekedar Regulasi

by

Pada pasal 31 ayat 3 UUD 1945 dikatakan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” Bagaimana implementasinya selama ini?

Wartapilihan.com, Jakarta — Doktor bidang pemikiran Islam dari ISTAC-IIUM, Adian Husaini menjelaskan, pemerintah selama menggunakan istilah yang kurang tepat dalam penggunaan kata ‘Kementerian Pendidikan’ atau ‘Departemen Pendidikan’. Pasalnya, kata pendidikan artinya menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan Konstitusi UUD 1945, seperti yang tercantum dalam Pasal 31 (3).

“Harusnya namanya itu Kementerian persekolahan. Karena, mendidik itu artinya menanamkan nilai. Menanamkan nilai-nilai keadilan, iman, takwa dan akhlak mulia. Ini yang harus kita pikirkan juga,” ujar Adian, dalam acara bertajuk ‘Pancasila, Keislaman dan Keindonesiaan’, di Gedung INSISTS, Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (6/8/2017).

Jika memang sesuai konstitusi, ia menekankan dalam hal kurikulum. Saat ini, kurikulum yang ada justru kurang menanamkan akhlak mulia karena keberbalikan antara yang ekstrakurikuler dengan yang intrakurikuler. “Pendidikan mengaji dibilang ekstra. Ekstra kan artinya di luar. Di luar kurikulum. Yang inti di luar, yang harusnya tidak inti malah di dalam. Ekstra kurikulernya (harusnya) bahasa Inggris, biologi, dan sebagainya. Jangan dibalik-balik,” papar Adian.

Lelaki kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur ini menegaskan, dalam menanamkan karakter akhlak mulia, harus ada contoh. Posisi pemerintah pun harus jelas, sebagai regulator atau sebagai guru. Ia menekankan, jika sekiranya pemerintah sebagai regulator, tidak perlu memaksakan dirinya menjadi guru. “Konsep pendidikan karakter serahkan kepada masing-masing komunitas Islam. Rasulullah teladan terbaik. Akhlak jujur, tidak malas, berani, ya itu contohnya Nabi,” lanjutnya.

Ia optimis, pada 2045 mendatang, jika inti kurikulum pendidikan menanamkan nilai-nilai iman dan ketakwaan, maka pada Indonesia usia 100 tahun akan lebih adikuasa daripada Amerika maupun China. “Saya optimis tahun 2045, kalau kita sesuai konstitusional, yakni inti kurikulum nya menanamkan nilai-nilai iman, ketakwaan. InsyaaAllah, pada umur 100 tahun negeri kita lebih hebat dari Amerika, dari Cina,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *