Adab di sini artinya susunan atau penempatan ilmu apa yang terlebih dahulu harus dipelajari.
Wartapilihan.com, Depok – Adapun menurut sistem adab, ilmu yang fardu ‘ain harus lebih didahulukan dari pada yang fardu kifayah atau yang mubah.
Dan di antara ilmu yang fardu ‘ain yang harus didahulukan ( dipelajari ) berdasarkan sistem adab adalah ilmu tauhid, kemudian baru ubudiyah dan selanjutnya dan selanjutnya…
Sedangkan akhlaq , melekat pada semuanya.
Oleh karena itu, sebelum syariat ditegakkan, aqidah tauhid terlebih dahulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sampaikan dan ajarkan selama tiga belas tahun berlangsung tiada putus.
Bayangkan, tiga belas tahun, bukan sebulan dua bulan.
Tentu ini bukan sekedar kemaun Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam, tapi adalah tahapan yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan ini terbukti, bila kita membuka ensiklopedia Islam yang ditulis oleh para ulama, maka yang pertama-tama yang kita dapatkan adalah masalah aqidah yang puncaknya adalah tauhidullah.
Setelah itu barulah masalah ibadah dan amalan lainnya.
Sistem pendidikan beradab semacam inilah ( pola Rasulullah ) yang membuat syariat dan jihad menjadi begitu kuat, tegak, nyaris mendekati seribu tahun lamanya.
Tapi, apa yang terjadi di masa belakangan ini?
Mayoritas ustadz atau tuan guru lebih berkutat di masalah fiqih ubudiyah dan fadhilul ‘amal.
Bahasan fiqih ubudiyah porsinya menghabiskan waktu bertahun-tahun, dengan pertentangan ikhtilaf yang tak sudah-sudah, sehingga kebanyakan umat nyaris tidak paham apa makna tauhid.
Layaknya bagaikan murid esde yang mengalami stagnan, menjadi murid abadi tak pernah naik kelas.
Tauhid hanya di sebut-sebut, didengung-dengungkan, namun perasaan dan pikiran mereka terpasung oleh ideologi-ideologi yang penuh tahayul, bid’ah, dan kurafat Barat yang sesat dan menyesatkan karena ustadz dan yang disebut ulama sendiri tak sedikit berkubang di comberan sekular dan liberal.
Kalau dakwah dan pendidikan umat ini tidak segera direformasi menurut sistem adab dan perspektif Islam maka akan masih lama lagi umat ini terlepas dari keterjajahan.
Wallahu a’lam bishawab.
( Iwan Hasanul Akmal )