Abdul Halim Musaddad: Jangan Jadi Ulama Suu!

by
Foto: zuhdi

Wartapilihan.com, Jakarta – Setelah melewati halangan dari Organisasi Kemasyarakatan di Garut, Tabligh Akbar yang rencananya dilaksanakan di alun-alun Garut tetap dilaksanakan meskipun dipindah ke lapangan Kerkhof. Pasalanya, penolakan tersebut datang dari Ormas Islam yang sudah berdiri sejak tahun 1912 Masehi.

Rektor Universitas Al Musaddad Abdul Halim Musaddad mengatakan, para alim ulama terdiri dari dua golongan. Ulama Ad dunia dan Ulama Al Akhirah. Ulama dunia adalah ulama yang menjual agama dengan kepentingan semata, sehingga diatakan sebagai ulama suu. Sedangkan ulama Al akhirah adalah ulama yang tidak tergoda dengan gemerlap dan kesenangan dunia yang dapat menjerumuskan ke neraka.

“Ulama suu menganggap ulama lain sebagai saingannya. Dia tidak suka apabila ulama lain lebih maju, maka yang terjadi adalah saling menjegal di antara mereka. Ciri yang kedua, apabila dia bertemu dengan orang kaya dan pejabat, kebiasaannya adalah meminta-minta,” tegasnya.

Selain itu, sikap yang paling jelek dari para ulama adalah ulama yang sering mengadu domba. Kendati demikian, dia optimis, ulama yang hadir di Tabligh Akbar adalah ulama-ulama yang lurus.

“Orang-orang yang memecah agama mereka tidak mau terikat dengan ukhuwah Islamiyah, tetapi yang terjadi adalah perpecahan di antara mereka. Maukah kita bersatu? Tidak melihat Ormas? Tidak melihat partai. Tetapi kita bersaudara dalam meimanan.

Terakhir, dia menyampaikan ibrah untuk para ulama-ulama suu. Dalam Alquran dikatakan Allah memberikan contoh indah dari istri Firaun. Kehidupan megah dengan keinginan segalanya, tatkala hidayah datang, dia beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun. Meskipun dia tahu resikonya adalah hukuman mati.

“Yang dia katakan adalah tidak menjadi masalah meskipun dihukum mati, tetapi indaka fil jannah membangun untukku singgasana di Surga. Olah karana itu, saya selaku sesepuh Garut, saya menitipkan kepada semuanya, kita ciptakan suasana damai, kondusif. Mudah-mudahan acara ini dapat berlangsung sampai akhir dengan damai,” tutupnya.

Saat ini, panitia memberikan simbolis buku Potret Aksi Damai Bela Islam kepada beberapa perwakilan organisasi. Diantaranya Pengurus NU kabupaten Garut, Persis dan Muhammadiyah.

Umat Islam tersebut datang mulai dari Aceh, Lampung, Jogja bahkan Madura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *