Urbanisasi, Beban atau Penggerak Ekonomi?

by
Bambang Brodjonegoro. Foto: Eveline

Macet, padat pemukiman penduduk, pendatang dari desa bertubi-tubi dan kesenjangan sosial, merupakan dampak dari adanya urbanisasi; sehingga lebih sering dianggap sebagai beban.

Wartapilihan.com, Depok –Tidak demikian bagi Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan RI. Baginya, justru urbanisasi merupakan motor bagi pergerakan ekonomi di Indonesia.

“Urbanisasi bukan beban, justru motor bagi perkembangan ekonomi. Urbanisasi jadi keniscayaan yang harus jadi pendorong,” ungkap Bambang, di Auditorium Soeria Atmadja, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok, Kamis, (5/10/2017).

Hal yang menurutnya jadi masalah ialah, urbanisasi itu sendiri belum dijadikan sebagai daya dorong potensi ekonomi. Berbeda dengan Malaysia, Singapura yang sudah bisa memanfaatkan urbanisasi sebagai peluang ekonomi.

Ia menekankan, hal ini terjadi salah satunya karena transportasi publik yang belum cukup. Sehingga banyak masyarakat yang cenderung memilih motor atau mobil sebagai kendaraan. Maka dari itu, MRT dan LRT menurut dia merupakan salah satu cara untuk menciptakan sistem transportasi yang memadai.

“Public transportasi kita enggak cukup. Semua harus pakai motor dan mobil. Tahun 2013, pengguna motor 87 juta. Pengguna mobil 11 juta, truk 5 juta dan bus hanya dua juta,” terangnya.

“Padahal, justru kendaraan pribadi yang bikin macet. Bus hanya 2 juta, padahal harusnya kan paling banyak bus sebagai kendaraan umum. Daya angkut kita masih rendah,” tukas Bambang.

Selain minimnya fasilitas kendaraan umum, menurut Bambang, keadaan sanitasi di perkotaan Indonesia cenderung tidak begitu baik. Di wilayah kota yang kumuh, keadaan sanitasi seperti Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) masih belum memadai. Jika diperingkat, Indonesia termasuk yang sanitasinya terburuk peringkat kedua setelah India.

“Mohon maaf kalau jorok, masih ada lho, 28,8 juta orang Indonesia yang Buang Air Besar (BAB) tidak pada tempatnya. Masa kita bersaing dengan India dalam hal seperti ini. Banyak SD yang tidak dilengkapi dengan sanitasi yang baik. kebutuhan dasar yang bahkan belum jadi perhatian,” pungkas dia.

Maka dari itu, ia berharap kontribusi besar perkotaan dapat terus diimbangi dengan keberlanjutan perkotaan. “Sebagai civitas akademika Universitas Indonesia, semoga kita bisa tahu apa saja yang jadi permasalahan di Indonesia, agar tahu strategi apa yang bisa dilakukan untuk bangsa ini,” tandas Bambang.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *