Kasus terbunuhnya Khashoggi telah memicu kemarahan global yang dibarengi dengan tuntutan agar tewasnya Khashoggi diungkap kepada publik.
Wartapilihan.com, Jakarta – Dugaan kolumnis harian Washington Post, Jamal Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul telah memperkuat pembahasan mengenai kebebasan pers dan keselamatan wartawan di seluruh dunia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa Khashoggi. Apalagi kasus pembunuhan itu terjadi di wilayah diplomatic dan konsuler.
“Diharapkan kasus segera terungkap agar publik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kasus ini perlu diungkap dengan jelas dan terang serta disampaikan terbuka kepada media tanpa ada yang ditutupi,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/10).
Menurutnya, dengan pengungkapan kasus pembunuhan itu, pemerintah Turki dan Arab Saudi bisa menindaklanjutinya dengan langkah-langkah hukum yang berlaku di wilayah masing-masing. Selain itu, anggota DPR dari Fraksi PKS ini juga menyoroti perihal kebebasan pers. Menurutnya, kerja-kerja jurnalis harus dilindungi, termasuk keselamatan jurnalis itu sendiri.
“Semua pihak perlu untuk melindungi dan menjaga kebebasan pers dan keselamatan wartawan di seluruh dunia,” tutup Kharis.
Sementara itu, penasehat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay, meragukan pernyataan pemerintah Arab Saudi bahwa jurnalis Jamal Khashoggi tewas terbunuh dalam perkelahian melawan sejumlah orang Saudi di Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki.
“Orang bakal merasa keheranan bagaimana bisa terjadi perkelahian antara 15 orang yang ahli berkelahi melawan seorang Khashoggi yang berusia 60 tahun, sendiri, tidak berdaya,” kata Yasin Aktay, penasehat Presiden Erdogan di Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, seperti dilansir Reuters pada Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Aktay penjelasan dari pemerintah Arab Saudi justru menimbulkan pertanyaan baru. Aktay menuliskan pendapatnya itu dalam artikel di media Yeni Safak, yang telah melansir berita ini dengan sebagiannya bersumber dari polisi dan intelijen Turki.
“Semakin kita berpikir soal itu, semakin terasa kecerdasan kita sedang diolok-olok,” kata dia.
Pemerintah Arab Saudi melontarkan pernyataan mengakui Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis Washington Post, tewas di kantor Konjen Saudi di Istanbul setelah selama dua pekan membantahnya.
Awalnya, Saudi mengatakan Khashoggi telah keluar dari Konjen pada hari yang sama dia datang yaitu pada 2 Oktober 2018.
Belakangan, kementerian Luar Negeri Arab Saudi membuat pernyataan lewat akun resmi di Twitter bahwa Jamal Khashoggi berkelahi melawan sejumlah orang di dalam Konjen. Ada 15 orang yang berkumpul di sana pada waktu itu. Perkelahian ini menewaskan Khashoggi.
Otoritas Saudi lalu menangkap 18 orang yang diduga terlibat atau mengetahui pembunuhan ini. Deputi Kepala Intelijen, Ahmed Al-Asiri diberhentikan karena diduga terlibat langsung dengan mengirim tim pembunuh yang terdiri dari 15 orang itu
“Mereka membuat kesalahan dengan membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mencoba menutup-nutupinya,” kata Adel al-Jubeir, menteri Luar Negeri Arab Saudi pada Ahad lalu.
Pernyataan ini mendapat banyak pertanyaan dari para pemimpin Eropa, Amerika Serikat dan pengamat. Pemerintah Jerman meminta Arab Saudi bersikap transparan sambil menyatakan akan menghentikan penjualan senjata ke negara itu hingga kasus tewasnya Jamal Khashoggi menjadi jelas terungkap.
Ahmad Zuhdi