“Lalu bagaimana dengan ukhuwah Islamiyah? Al-Qur’an sekaipun tidak menyinggung soal menganjurkan “Ukhuwah Islamiyah”. Justru yang ditekankan adalah persaudaraan seiman, seperti yang disebut pada QS Al-Hujarat ayat 10 ‘Umat beriman itu bersaudara, maka damaikanlah di antara kedua saudara kalian, peganglah komitmen kalian kepada Allah, agar kalian mendapatkan rahmat Tuhan,” ungkap KH Aqil Siroj.
Wartapilihan.com, Jakarta – Menanggapi hal tersebut, para santri Sidogiri menganalisa, pernyataan tersebut merupakan buah daripada pluralism yang menganggap semua pemeluk agama termasuk dalam kategori ‘orang-orang yang beriman’, apapun Tuhan yang disembahnya.
“KH Aqil Siroj kemudian menafikan keberadaan ukhuwah Islamiyah dan mengatakan bahwa yang ada hanya ukhuwah imaniyah, yaitu persaudaraan di antara orang-orang yang beriman, beriman versi KH Aqil Siroj sendiri,” tukas para santri Sidogiri prihatin, pada buku ‘Sidogiri Menolak Pemikiran Said Aqil Siroj’ pada bagian VI halaman 96.
Lebih lanjut, mereka mempertanyakan, benarkah Al-Qur’an tidak menyinggung soal menganjurkan ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan sesame pemeluk agama Islam? Padahal dalam QS At-Taubah ayat 11 dikatakan, “Jika mereka bertobat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama…”. Demikian juga sebuah potongan hadits dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam dikatakan, “Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim….”
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan para santri kepada KH Aqil Siroj adalah mengenai mengapa KH Aqil Siroj menafikan persaudaraan seagama Islam, dan mengalihkan pada persaudaraan seiman dalam versi beliau sendiri?
“Jelas, maksud KH Aqil Siroj adalah mengajak umat Islam untuk mengikuti ajaran liberal, pluralisme agama, dengan menerapkan persaudaraan orang-orang beriman dengan kepercayaan dan keimanan kepada apapun sebagaimana dapat dibaca dari alur buku ‘Tasawuf sebagai Kritik Sosial’,” tegasnya.
Eveline Ramadhini
