Emak, jangan dikira kurang update alias kudet. Emak jangan dikira tidak bersosialita. Emak keren bersosialita dalam kemewahan akal, kekayaan hati dan keajaiban doa. Bagaimana tidak, Emak sanggup mengubah rupiah 20 ribu per hari untuk membuat penghuni istana tersenyum.
Wartapilihan.com, Bogor–Beras 1 liter ditambahkan air berliter-liter maka jadilah penampakan yang sungguh lembut plus kerupuk supaya hidup lebih semarak dengan gemeretak saat mengunyahnya. Itu kombinasi yang emak hadirkan. Lembutkan hatimu dan keraskan apa yang akan keluar dari lisanmu. Lisan yang telah terbasuh kelembutan pasti mengandung hikmah..
Hari ini Emak membaca dan mendengar seliwar-seliwir isu. Isu emak bukan ghibah benda-benda bermerek channel,louis vuiton, coach. Itu sudah lewat untuk Emak. Isu bahwa barang-barang yang akrab dengannya mau dibebankan lagi dengan yang namanya pajak pertambahan nilai alias ppn. Yang berkuasa mengatakan bahwa barang kebutuhan pokok adalah barang yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. Jadi tidak terbatas pada 11 jenis yang sudah disebutkan seperti sayuran,buah , telur, gabah, jagung dan kedelai.
Bagi Emak sungguh wow, pembebanan terkini itu ditimpakan atas barang yang dibutuhkan oleh rakyat banyak. Emak sedikit patah hati. Tempat dimana bumi diinjakknya kini tidak berpihak lagi atas kebutuhan asasi jamaknya emak-emak lain yang senasib dengannya. Tapi Emak tidak mau cemas berkepanjangan. Kata guru ngaji Emak, sedih dan cemas tidak boleh lebih dari 3 hari. Maka Emak harus move on, Emak menyudahi kecemasannya. Hidup harus berlanjut.
Ok Pak PPN mari kita selesaikan.
Eits tunggu dulu. Pak PPN gimana cara mau hitung ppnnya . Berdasarkan berat? Berat apa, basah atau kering? Baiklah berat basah ya..berarti Pak PPN harus punya data dulu berat basah barang-barang ajaib itu, yang bervariasi dari musim ke musim (maksudnya musim hujan dan musim kering). Belum lagi jika penanganan pasca panennya tidak bagus. Pengaruh kan ke kadar air.
Pak PPN pernah tidak ke pasar? Emak yang belanja bisa bertransaksi tidak berdasarkan berat tapi satuan. Lalu beban yang ditanggung akibat ppn tidak akan sama oleh pembeli.
Belum lagi jika barang yang mau di ppn kan itu barang Perishable, tau kan maksudnya? Kalau belum tau bisa tanya uncle google.
Pak PPN sering liat tidak di pasar banyak loh barang-barang ajaib yang akan di ppn-kan itu membusuk di pasar. Siapa yang tanggung kerugiannya? Ya pedagang yang sudah bayar dulu PPN dan kemudian di bebankan ke pembeli, kalau dibeli. Kalau tidak, ya pedagang yang tanggung itu. Katanya pemerintah justru mau memulihkan ekonomi. Ekonomi siapa?
Contoh lain yang lebih sedikit awet, telur deh. Sanggup hitungin ppn-nya per butir telur? Per butir telur ndak sama beratnya. Dan lagi-lagi di pasaran dibeberapa daerah Emak bisa beli telur per butir bukan per kg. So..sampai disini gimana?
Emak kenapa rumit rumit amat sih? Pak PPN keliatan gemes dengan ulah Emak. Kenapa sedetail itu.
Pak PPN sini tak bilangin ya… Sst ndak usah urusin yang recehan deh.
Emak tidak pengen rumit, karena memutar otak dipasar dengan dana ditangan sendiri sudah kerumitan yang tidak pernah dirasakan oleh Pak PPN.
Tapi kalau anda mau menambah kerumitan, maka mari kita lakukan dengan detail. Supaya Pak PPN tau kerumitan yang ada.
Jangan tawarkan kerumitan ke Emak. Selama prinsip fairness anda jalankan, Emak akan terima.
Tapi ketika fairness itu dilenyapkan, dan kedigdayaan dibentangkan maka Emak pun memutar haluan strategi.
Emak bukan mengalah. Karena itu tidak pernah ada dalam kamus Emak. Emak tidak mundur sejengkal pun. Emak maju mengangkat tangan ke langit dan menyuarakan pada penduduk langit atas ketidakadilan yang terjadi..
Anda boleh bebas di dunia, tapi Emak yang terlihat ringkih punya kekuatan super untuk bersaksi kelak. Kesaksian yang tidak dapat dibela atau direkayasa.. Karena Emak bersaksi pada SANG MAHA ADIL..
MAKA JIKA tetap mau menghadirkan kerumitan pada EMAK EMAK…
JANGAN LUPA KESAKSIAN KAMI KELAK..
Rainy City, 10 June 2021
E.A.Rahayu
Konsultan Halal, tinggal di Bogor