WARTAPILIHAN.COM, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dr. Fadli Zon, menggelar acara peringatan hari lahirnya Pancasila dengan tema ‘Tadarus Puisi Ramadhan di Hari Pancasila’. Pancasila dibuat melalui proses yang panjang, dirumuskan dengan seksama, dan untuk itulah kita harus punya pedoman,” kata Fadli Zon saat membuka acara ‘Tadarus Puisi Ramadhan di Hari Pancasila’ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (01/06/17).
“Jadi saya menampilkan puisi, musikalisasi puisi, dan ragam budaya karena budaya ini yang membuat bangsa kita kaya. Beragam talenta puisi, lagu, syair, sajak, dan banyak lainnya,” kata Fadli.
Di saat yang sama, ia juga merayakan hari ulang tahunnya yang ke-46 dalam acara tersebut. Ia memilih untuk merayakan dengan acara kebudayaan bersama dengan memperingati kelahiran Pancasila. Fadli Zon mengingatkan kembali bagaimana Pancasila dirumuskan. Ia juga menjelaskan bagaimana pentingnya Pancasila sebagai pedoman bangsa.
“Mengutip Bung Hatta, jika ingin menuju ke pulau kemerdekaan dan kejayaan, suatu bangsa harus punya pedoman, dan kita punya Pancasila,” jelasnya.
Dalam pentas kali ini, Fadli sengaja menampilkan dari sisi budaya. Mengingat bangsa ini kaya budaya yang berbeda-beda. Mengenai banyak puisi maupun lagu yang menjelaskan soal kegaduhan bangsa yang ditampilkan, Fadli pun menyatakan bahwa masih banyak persoalan di negara ini yang belum tuntas.
“Puisi itu kan instrumen, wadah, alat bertutur rasa juga menyampaikan pesan. Ada kritik, ada yang mendukung dan membangun. Masih banyak persoalan bangsa ini yang belum diselesaikan, bukan hanya jargon kita Pancasila. Tapi persoalan lainnya juga harus diurai dan diselesaikan sesegera mungkin. Dan menurut saya salah satunya itu lewat penegakan budaya juga dengan melakukan pendekatan budaya,” paparnya.
Selain itu, Fadli Zon turut mengadakan syukuran dengan menyediakan buka bersama bagi siapa saja yang datang dalam acara tersebut. Beberapa monolog dan puisi essay dibacakan sembari menunggu adzan Maghrib atau waktu berbuka puasa. Taufiq Ismail sempat membawakan puisi panjang yang berjudul ‘Kembalikan Indonesiaku’.
“Ke depannya, saya berharap agenda-agenda kebudayaan, selain menjadi ruang silaturahmi dapat digunakan juga sebagai ruang refleksi dan ruang kritik,” ujarnya.
Dalam acara tersebut beberapa seniman dan tokoh politik ikut hadir untuk membacakan puisi. Diantaranya adalah Taufiq Ismail, Jaya Suprana, Desy Ratnasari, Fahri Hamzah, Neno Warisman, Rachel Maryam, Abrory Jabbar, Iman Soleh, Joserizal Manua dan Linda Djalil.
Reporter: Satya Wira