Wartapilihan.com, Jakarta – Penasehat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Ustadz Syuhada Bahri menyesalkan angka perceraian keluarga di Indonesia berada di angka yang tinggi dan mengkhawatirkan. Selain itu, narkoba, seks bebas dan kejahatan lain terus merajalela di Indonesia.
“Tingkat penceraian paling tinggi di Indonesia, bahwa setiap tahun selama satu jam ada 40 kasus perceraian pada tahun 2014. Narkoba yang melanda kehidupan manusia, BNN menegaskan sudah sangat berbahaya bagaimana perkembangan narkoba di Indonesia yang sudah menjalar ke anak muda,” ujar Syuhada Bahri yang menjadi keynote speaker Seminar Nasional `Membangun Ketahanan Keluarga Menuju Masyarakat Islami` di Gedung Dewan Da’wah, Kramat Raya, Jakarta pada Kamis (13/4).
Menurut data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) pada 2015, 51% remaja pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Salah satunya di Kota Medan 52%, Surabaya 54%.
“Semua itu adalah fakta yang menggambarkan betapa lemah dan rapuhnya kehidupan yang ada di Indonesia saat ini. Tentu kita juga harus mencari penyebab semua itu kenapa terjadi,” imbuh Ustadz yang pernah ditugaskan di NTT ini.
Dalam Al Qur’an surat Al Isra`, alternatifnya hanya ada dua ketika kemungkaran dan kemaksiatan terus merajalela di suatu negeri yaitu dihancurkan atau diberi azab.
“Secara esensial yang menjadi penyebab itu yaitu berhasilnya setan dan antek-anteknya. Tiga hal yang dihembuskan setan kepada manusia, pertama Al Wahn, kedua menyemburkan perbuatan-perbuatan dosa dan ketiga merusak keluarga,” lanjut Syuhada Bahri.
Lebih lanjut, Ustadz Syuhada menjelaskan dalam suatu hadits, setiap pagi setan disebar ke manusia dan sore melaporkan ke panglima setan. Ada yang berzina, berjudi, minum-minuman keras tapi panglima setan bilang `Kalian belum berbuat apa-apa`. Ada satu prajurit setan yang melapor `Aku sudah berhasil menggoda rumah tangga manusia dan aku tinggalkan mereka dalam keadaan berantem yang akan menuju perceraian` kemudian dipakaikan mahkota panglima kepada prajurit setan tersebut.
Menurutnya, faktor gagalnya dakwah menjadi salah satu penyebab problematika kompleks di masyarakat.
“Da’i seringkali gagal menyampaikan Islam yang Syamil dan Kamil. Akibatnya kita bisa melihat apa yang terjadi sekarang ini. Yang pertama kali kita wujudkan adalah menata visi dan misi hidup kita,” tukasnya.
Menanamkan iman menjadi kunci amal shaleh lain dilakukan seorang muslim. Ayat Faidza faragta fanshab merupakan ayat yang mengatakan manusia tidak pernah berhenti berbuat kebaikan.
“Visi kita adalah hidup di surga. Sesuatu yang mempunyai batas maka dia pendek, kehidupan dunia memiliki batas maka dia pendek. Kita harus mampu mewujudkan iman itu dalam bentuk amal, sehingga lahir Ihsan dan Itsar dalam diri dan kehidupan kita,” tandasnya.
Terakhir, Ustadz Syuhada berharap, Muslimah Dewan Da’wah mampu dalam mewujudkan ketahanan keluarga menuju masyarakat Islami demi terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
“Perlu ada upaya dari Muslimah mengubah dari Keluarga Sakiyem menjadi Keluarga Samawa,” tutupnya. |
Reporter: Ahmad Zuhdi