SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP KAUM MUSLIMIN

by

Mendekati berselang dua dekade yang lalu saya berjumpa dengan satu komunitas pengajian yang mengaji hanya dengan seorang ustadz. Dan ustadz tersebut sekaligus sebagai imam ( pemimpin ) jama’ah yang nyaris dikultuskan.

Wartapilihan.com, Depok— Dan ada fatwa ustadznya yang saya pandang menyimpang, yaitu dia melarang murid-muridnya shalat di masjid manapun sampai terbukti yang menjadi imam adalah muwahhid –seorang yang bertauhid– menurut prinsip tauhid yang diajarkannya.

Saya tidak setuju dengan fatwa tersebut.
Kepada salah seorang dari jama’ahnya, saya katakan bahwa fatwa itu adalah fatwa yang keliru. Karena menurut yang saya pahami dalam manhaj ahlusunnah bahwa sikap seorang muslim terhadap kaum muslimin dalam pertemuan pertamanya adalah husnuzon, berprasangka baik. Sedangkan fatwa ustadznya itu sebaliknya, yaitu diawali dengan sikap su’uzon, berprasangka buruk.

Kemudian saya katakan lagi bahwa semestinya kita shalat di mana saja bersama orang yang shalat. Dan kita barulah mufaraqah setelah kita mengetahui bahwa imamnya terbukti seorang ahli bid’ah yang musyrik.

Alhamdulillah dia setuju dengan apa yang saya sampaikan. Dan beberapa waktu kemudian saya mendengar bahwa sikap jama’ah itu berubah. Bahkan ustadznya mempersilakan murid-muridnya mengaji kepada ustadz-ustadz yang lain untuk mendapatkan perbandingan dan menambah wawasan ilmu.

Padahal menurut salah seorang tokoh penting dalam jama’ah itu, sebelumnya mereka lebih ekstrem lagi, ustadznya pernah menghalalkan harta orang kafir. Jadi mereka kalau masuk toko atau swalayan yang mereka ketahui adalah milik orang kafir, bila ada kesempatan ngutil, mereka mengutil.

Tapi fatwa itu pun belakangan dibatalkan oleh ustadznya dengan berlinang air mata setelah ia mendapatkan hukum yang kuat tentang halalnya jual beli dengan orang kafir dan bedanya dengan rampasan perang.

Namun, sikap su’uzon itu masih seringkali muncul di kalangan kaum muslimin. Dengan hanya mendengar isu saja, lantas dengan mudah mencap saudaranya dengan cap yang buruk tanpa tabayun.

Semestinya sikap itu harus disingkirkan.
Karena memelihara persatuan kaum muslimin jauh lebih utama dari pada membangun kekelompokan betapapun merasa paling nyunnah. Karena merasa paling nyunnah, salah-salah cuma sebuah sentris dari kekelompokan belaka.

Ustadz Iwan Hasanul Akmal (Dewan Dakwah Kota Depok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *