Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 14 Desember 2021, situs www.idntimes.com, menurunkan tulisan berjudul: “Kenapa Gempa Sering Terjadi di Indonesia? Ini 7 Alasannya”. Disebutkan, bahwa gempa sering terjadi di Indonesia karena ada tujuh sebab, yaitu:
(1) Indonesia terletak di wilayah cincin api pasifik
Cincin api pasifik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu daerah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi, menurut laman Facts of Indonesia. Wilayah ini meliputi sekitar cekungan Samudra Pasifik dan memiliki bentuk seperti tapal kuda.
(2). Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng bumi
Indonesia terletak di pertemuan 3 lempeng bumi sekaligus. Lempeng bumi yang mengelilingi Indonesia adalah lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Pergeseran lempeng bumi dapat menyebabkan gempa terjadi.
(3). Indonesia berlokasi di Alpine Belt
Sebanyak 17 persen dari gempa bumi terbesar atau 5-6 persen dari gempa bumi yang terjadi di seluruh dunia terjadi di daerah sabuk alpine (alpine belt). Wilayah yang termasuk di antaranya adalah Jawa, Sumatera, Himalaya, Mediterania hingga Antarktika, tutur laman Facts of Indonesia.
(4). Gempa bumi dipengaruhi aktivitas gunung berapi
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh interaksi dan pergerakan lempeng. Namun, tidak sedikit pula yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Keduanya dinilai saling berkaitan. Inilah yang disebut gempa bumi vulkanik. Contohnya, seperti yang terjadi pada Gunung Soputan di Sulawesi Utara yang erupsi karena dipengaruhi gempa bumi.
(5). Terletak di batas konvergen lempeng Sunda dan lempeng Indo-Australia
Mengapa gempa bumi sering terjadi di pulau Sumatra? Jawabannya adalah karena pulau ini berada di batas konvergen dimana lempeng Sunda ditundukkan di bawah lempeng Indo-Australia, ungkap laman Facts of Indonesia. Lempeng ini bergerak miring pada kecepatan 60 mm per tahun dan komponen belahan di bagian kanan didorong oleh patahan-patahan di Pulau Sumatra.
6. Selain disebabkan oleh alam, gempa juga bisa dipicu oleh ulah manusia
Sebagian besar gempa memang disebabkan oleh kekuatan alam, namun gempa juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia. Misalnya, kegiatan pertambangan dapat merusak kontur alami kerak bumi, membuatnya tidak stabil dan rentan terhadap gesekan, ungkap laman Facts of Indonesia.
7. Berkurangnya air tanah dan kepadatan tanah juga bisa memicu gempa
Berkurangnya air tanah dan kepadatan tanah bisa menyebabkan gempa, walau sangat jarang dan hanya berskala kecil. Faktanya, eksploitasi besar-besaran sumber daya air tanah dapat memicu bencana. Terlebih, ketika jumlah air yang ditarik keluar dari tanah lebih besar dari jumlah yang masuk, tutur laman Facts of Indonesia. (https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/penyebab-gempa-sering-terjadi-di-indonesia?page=all).
*****
Membaca analisis tentang sebab terjadinya gempa bumi, sebagai muslim kita patut bertanya, dimana Tuhan Yang Maha Esa diposisikan dalam “ilmu gempa” ini? Apakah lempengan-lempengan bumi itu punya kehendak untuk bergerak sendiri? Atau, apakah lempengan-lempengan bumi itu ada yang menggerakkan?
Inilah perlunya dilakukan “Islamisasi ilmu gempa”. Peristiwa gempa bumi perlu dilihat dalam perspektif keilmuan Islam yang bersifat integral dan komprehensif. Gunakan tiga sumber ilmu sekaligus dalam memahami kejadian gempa, yaitu sumber panca indera, akal, dan wahyu.
Secara inderawi dan aqli, bisa saja gempa terjadi karena tujuh sebab tersebut. Tetapi, semua faktor penyebab gempa itu bisa berfungsi karena ada kehendak dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Ini berdasarkan ilmu wahyu (revealed knowledge). Bahwa, apa yang terjadi di dunia ini, sudah dalam kandungan ilmu Allah SWT.
Menurut ilmu wahyu, ada sebab-sebab terjadinya musibah yang menimpa manusia. Misalnya, Allah murka karena disekutukan dengan makhluk. “Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Sesungguhnya (perkataan kamu semacam itu) merupakan perkara yang sangat keji. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menuduh Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” (QS. Maryam: 88-92)
Musibah bisa terjadi karena Allah memberikan peringatan kepada semua orang, bukan hanya kepada orang-orang zalim saja di antara mereka. “Dan takutlah pada fitnah (azab/bencana) yang tidak khusus ditimpakan kepada orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25)
Rasulullah saw menjelaskan: “Tidaklah suatu kaum melakukan zina dan riba secara terang-terangan, melainkan Allah berhak untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR Ahmad)
Namun, ada juga bencana yang terjadi terkait dengan perilaku manusia yang merusak alam: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Jadi, meskipun ada sebab-sebab terjadinya gempa dan aneka musibah lainnya, tetapi semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT. Semua peristiwa atau musibah itu ditimpakan Allah dengan tujuan utama agar manusia menyadari kekeliruannya, bertaubat, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Manusia harus semakin menyadari tujuan penciptaannya di muka bumi ini. Bahwa, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah; bukan hanya untuk bersenang-senang, makan-makan, dan berburu syahwat, seperti binatang ternak.
Karena itu, kita berharap, gempa bumi dan musibah lainnya perlu dipahami secara integral dan komprehensif. Jangan sampai, setelah diberi peringatan oleh Allah dengan gempa berkali-kali, manusia masih saja angkuh dan membangkang kepada Allah SWT.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran berharga dari semua musibah yang menimpa kita dan kita menjadi manusia yang lebih baik lagi, dari waktu ke-waktu. Mumpung kita masih diberi waktu! (Depok, 8 Desember 2022).