Sesungguhnya manusia yang paling berat ujian dan tantangannya dalam perjuangan adalah para nabi, para ulama muwahhid, dan para mujahid.
Sebagaimana tamsil orang Melayu di zaman dahulu ; ” Semakin tinggi pohon semakin keras angin menerpa ”
Artinya semakin tinggi ilmu dan iman seseorang semakin keras ujian, tantangan dan rintangan yang dihadapinya. Tak jarang nyawa menjadi taruhannya.
Oleh karena itu tak sedikit para nabi, para ulama dan para pejuang kebenaran yang dicaci-maki, difinah, dirajam, dijebloskan ke dalam penjara dan bahkan ada yang dibunuh dengan cara yang sadis.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dibakar oleh Namrud.
Nabi Isaiyah ‘alaihissalam digergaji oleh kaumnya sendiri. Dan begitu pula nabi Zakaria ‘alaihissalam juga digergaji oleh rezim Herodes ( kaumnya sendiri ).
Nabi Yahya ‘alaihissalam disembelih.
Ibnu Zubair, ulama tabi’in murid Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu dibunuh dengan dijepit menggunakan kayu seperti bambu oleh panglima perang Yazid bin Mu’awiyah.
Dan ulama-ulama di Andalusia di bawah kekuasaan Isabella, Ratu Kristen, ada yang dipanggang lalu disuruh anjing memakannya.
Jadi, kalau para ulama muwahhid dan mujahid di penjara oleh para penguasa lalim dan diperangi oleh Amerika, Nato dan Zionis, atau difitnah sebagai teroris di beberapa negara mayoritas muslim saat ini, itu adalah pengulangan sejarah masa lalu saja.
Ulama pewaris Nabi dan para Mujahid memang seringkali dibenci para penguasa lalim.
Tapi para penjilat atau ustadz yang sekedar membahas fadhailul amal umumnya banyak disenangi, dipuja dan akan aman-aman saja.
Jadi bila para da’i hanya baru disinisi, dinyinyiri, atau tidak disukai oleh banyak pengurus masjid yang dikuasai penguasa otoriter, karena dia ( da’i tersebut ) mendakwahkan tauhid, jangan berkecil hati, toh para nabi dan para pengikutnya yang setia tak sedikit dibunuh oleh kaumnya.
( Iwan Hasanul Akmal )