SEKULARISM BUKAN BARANG BARU

by

Sebenarnya sekularism itu bukan barang baru, jauh sebelum nabi Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam lahir, pemerintahan Rumawi yang dipimpin Yulius Caesar adalah pemerintahan republik sekular.

Wartapilihan.com, Depok– Begitu pula pemerintahan Herodes di masa nabi Zakaria dan Yahya ‘alaihissalam, pemerintahannya adalah pemerintahan sekular, karena dia adalah raja boneka Rumawi.

Demikian pula pemerintah Namrud dan Fir’aun sejatinya adalah pemerintah sekular karena undang-undang dan hukum yang dipakai adalah Qowanin wadl’iyah undang – undang dan hukum bikinan manusia.

Yunani Kuno juga sekularis karena dewa-dewi mitologi mereka tentu tidak bisa bikin undang-undang dan hukum.
Demikian pula Jepang kuno, dewa-dewi mitologi mereka tidak bisa bikin undang-undang dan hukum.
Yang bikin undang-undang dan hukum adalah para kaisar yang dikultuskan sebagai anak dewi matahari.

Adapun sekularism modern adalah paganis juga, dewa-dewa mereka antara lain Machiavelli, John Lock, Jean Jacques Rouseau, Voltaire dan Montesquieu.

Jadi sekularism sejatinya sudah ada sejak dahulu kala, jauh sebelum dimulainya tahun Masehi.
Tapi sekularism modern dikembangkan oleh Yahudi Freemason dan ILLuminati di masa revolusi Prancis yang akhirnya memasung Kristen di Bukit Vatikan.

Maka lihatlah sekarang, kehancuran Kristen kini terjadi di mana-mana.
Ratusan Gereja berlenyapan dan beralih pungsi di seluruh Eropa karena anak-anak Kristiani sudah jadi sekular, liberal dan atheis.
Sungguh tak terbayang oleh umat Kristen pada lima abad yang silam, justru di Prancis di mana kekaisaran Kristen pernah berjaya, kini diberitakan sudah dua ratus delapan puluh lebih gereja dihancurkan.

Dewasa ini sekularism dengan berbagai instrumennya digunakan untuk menghancurkan syari’at Islam sehingga menjadikan sebagian umat Islam beriman sebagian dan kufur sebagian karena dirasuk wabah sekular.

Akibat dari itu mayoritas umat Islam hanya berubudiyah secara Islam seperti shalat, shaum dan haji, tapi bernegara, berpolitik, berekonomi dan berbudaya seperti orang kafir.
Dan bahkan tak sedikit yang sepenuhnya jadi kafir sekular.

Sikap mendua ini mengingatkan kita kepada sikap orang Yahudi di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihissalam.
Ketika mereka diajak untuk beriman sepenuhnya, mereka malah mengatakan ; ” Nu’minu biba’di wa nakfuru biba’di “.
Kami beriman sebagian dan kufur (ingkar) sebagian.

( Iwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *