“Tentu kita berdoa semoga potensi bencana besar tersebut tidak terjadi di wilayah Tangsel dan sekitarnya,” ujar Ibnu Khajar.
Wartapilihan.com, Tangerang Selatan — Sebagai wujud keprihatinan atas bencana yang terjadi di Indonesia, seperti bencana gempa diatas 7SR yang terjadi di Lombok sampai goncangan ribuan kali dalam 2 bulan, dilanjutkan yang lebih dashyat lagi di palu Sulawesi tengah yang menyebabkan Gempa, Tsunami dan likuefaksi yang menelan puluhan ribu jiwa meninggal dunia dan hilang.
Saat ini hampir merata di pulau sumatera dan jawa terjadi banjir dan longsor, tidak terkecuali sebagian wilayah banten dan tangsel juga memiliki potensi bencana yang tidak kalah besar baik potensi bencana gempa dan tsunami dari potensi Sunda megathrust di wilayah Banten, juga sebagian wilayah Jakarta selatan dan tangsel di lalui sesar/patahan baribis yang 22 Januari 1780 pernah menyebabkan gempa sebesar 8,5 SR yg memporak porandakan sebagian besar Depok, Bogor dan Tangerang Selatan.
Pendiri Sekolah Islam terpadu (SIT) AL AZKAR (TK-SD-SMP-SMAIT) H. Ali Rahmat di pamulang barat yang menginisiasi lahirnya Sekolah Peduli Kemanusiaan (SPK) mengatakan,’ Tangsel harus menjadi bagian dari dunia global, apapun yang terjadi kita harus menentukan sikap. Termasuk adanya bencana baik bencana sosial ataupun bencana alam.
“Kita harus menyiapkan keluarga, atau masyarakat kita untuk siap menghadapi bencana, bagi yang terkena bencana mereka harus siap siaga, kuat dan sabar. Sedangkan kita yang tidak kena bencana harus membantu sekuat yang kita bisa,” ucapnya.
Sudah sejak awal sekolah berdiri, setiap bencana terjadi yang sebelumnya baik bencana lokal, nasional dan global ia mengajak semua guru, siswa untuk mengumpulkan bantuan. “Di waktu yg lain kami undang Lembaga professional seperti ACT untuk bisa memberikan edukasi siap siaga bencana kepada guru dan murid-2 kami di sekolah, ini spirit Sekolah Peduli Kemanusiaan, semoga semakin banyak sekolah lainnya yang mengikuti langkah kami,” tambahnya.
Vice President ACT Ibnu Khajar mengatakan, pembiasaan latihan kepedulian anak sejak dini itu sangat bagus, juga edukasi tentang bencana dan cara menghadapinya juga harus dilakukan sejak dini akan sangat bagus. “Mengingat Indonesia adalah supermarket bencana karena hampir semua bencana ada dan pernah terjadi di Indonesia,” katanya.
Pagi ini anak anak SDIT AlAzkar, dan santri Pesantren (MTS dan SMAIT) berkumpul di tengah lapangan sangat antusias. Teriakan yel yel, simulasi siaga bencana, nasihat dan pengenalan bencana disampaikan untuk menyiapkan setiap kita bersiap siaga selalu.
Tambah H. Ali Rahmat, Seandainya setiap orang tua menyiapkan keluarganya paham dan membekali ilmu dan keahlian menghadapi bencana, di sekolah sekolah setiap guru mengajarkan kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada siswa maka Insya Allah kalaupun suatu saat terjadi bencana maka kita bisa minimalisasi korban jiwa dan kerugian karena bencana.
SIT AL AZKAR pamulang sudah memulai dengan melaunching Sekolah Peduli kemanusiaan, Semoga sekolah sekolah lainnya di tangsel khususnya, atau di Banten bahkan di Indonesia dapat mengikuti langkah baik ini sebagai bagian dari mitigasi pengurangan resiko bencana. “Insya Allah di waktu kedepan kita berharap sekolah di sekolah sekolah lainnya akan lahir sekolah peduli kemanusiaan,” pungkasnya.
Untuk bencana gempa Palu-Donggala Sulteng dari siswa SDIT Al AZKAR terkumpul bantuan Rp. 18.220.000,- sedangkan dari pesantren AL AZKAR terkumpul Rp. 18.116.300,-, Insya Allah kalua gempa yang jauh di palu sulteng saja kita bantu, apalagi kalua terjadi bencana di Banten atau di Tangsel pasti kami akan lebih semangat untuk memberikan bantuan, menurut Ali Rahmat.
Ahmad Zuhdi