Remaja-Remaja di 313

by

Wartapilihan.com, Jakarta – Sekumpulan remaja pria berbaju koko dan berkopiah putih tampak bergerombol di pertigaan Gambir, Jakarta, Jum’at (31/3) sore. Salah seorang dari mereka membentangkan bendera merah putih, di tongkat setinggi dua kali darinya. Mereka datang ke Istiqlal sejak pukul 09:00 WIB, dari sekolah mereka di Cempaka Putih. Tujuannya satu, yakni mengikuti Aksi 313.

“Kami tahu ajakan aksi ini dari medsos (media sosial -red). Karena ajakannya untuk membela Islam dan ulama, (maka) kami ikut,” kata salah satu dari mereka, Muhammad Farid (17). Farid adalah siswa kelas 3 SMK Tunas Harapan. Bersama 11 temannya, mereka tak pernah ketinggalan mengikuti aksi massa sejak Aksi Bela Islam 4 November tahun lalu, yang dikenal dengan Aksi 411. “Kami ikut 411, 212, 112, dan 212 Jilid 2,” kata adik kelas Farid, Faisal Saputra, yang turut ikut aksi. “Sekolah kami sedang menyelenggarakan istighosah menjelang UN. Begitu selesai acara, kami langsung ke sini,” tambahnya.

Bagi Farid, tuntutan utama dari aksi-aksi umat Islam beberapa bulan terakhir, termasuk hari ini, adalah harapan bersama. “Kami ingin Gubernur Jakarta yang menistakan agama segera dipenjara,” ungkap dia, merujuk ucapan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyinggung Surat Al-Maidah di Kepulauan Seribu tahun lalu. Pandangan ini diperkuat oleh Faisal.

Menurutnya, kriminalisasi ulama yang menyertai kasus Ahok juga harus ditentang. “Ulama telah mengajarkan ilmu dan menjauhkan kita dari maksiat, karena itu harus dibela,” paparnya.

Kehadiran mereka di aksi tersebut juga atas sepengetahuan orang tua. “Orang tua memberi izin dan mendukung, karena ini menyangkut bela Islam,” kata Faisal. Meski demikian, orang tua mereka tidak ikut Aksi 313, dan juga aksi-aksi sebelumnya.

“Orang tua sibuk kerja,” terang Farid.

Berdasarkan alasan yang serupa dengan belasan siswa SMK di atas, Rina dan Fatimah berangkat aksi berdua. Mereka tinggal di Bekasi. Untuk sampai Istiqlal, mereka berangkat menumpang Kereta Rel Listrik dari Stasiun Kranji.

“Baru kali ini ikut aksi bela Islam, kemarin-kemarin (maksudnya, aksi-aksi sebelumnya-red) masuk kerja,” kata Rina.

Ia harus meminta izin terlebih dahulu sejak Senin ke atasannya, agar bisa ikut aksi. “Senang sekali melihat umat Islam bersama-sama menyampaikan pendapat, semoga berjalan lancar dan damai sampai akhir,” harapnya.

Saat Warta Pilihan medatangi keduanya, Fatimah sedang melakukan video call dengan teman kerjanya. “Ada teman yang minta diberi tahu keadaan di sini,” ungkapnya sambil malu-malu.

Mereka berharap, aspirasi kali ini didengar oleh pemerintah. “Katanya mau ada perwakilan yang menghadap ke Istana, semoga diterima, tidak cuma dikasih janji saja,” tutupnya. I

Reporter: Ismail Al-‘Alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *