Wartapilihan.com – Di tengah-tengah suka cita kemenangan Anies Sandi, Prabowo memprihatinkan kondisi Sekjen Forum Umat Islam Ustadz Mohammad Al Khaththath yang masih ditahan di Mako Brimob, Depok. Hal itu disampaikan Kiyai Abdul Rasyid Abdullah Syafii setelah memimpin doa di rumah Almarhum Soemitro Joyohadikusumo (ayah Prabowo Subianto), kepada Warta Pilihan kemarin (19/4).
Prabowo menyampaikan hal itu di acara syukuran kemenangan Anies-Sandi, yang dihadiri tokoh-tokoh nasional, antara lain : Amien Rais, Zulkifli Hasan, Fadli Zon, Sohibul Iman, Hary Tanoesudibjo, Mardani Ali Sera dan lain-lain.
Seperti diketahui, Al Khaththath ditahan polisi pada 31 Maret dinihari. Ia diambil ketika sedang mengadakan persiapan Aksi Bela Al Quran 313 di Hotel Kempinski Jakarta.
Menurut Usamah Hisyam, Ketua Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi), ustadz Al Khaththath diambil polisi setelah bertemu dengannya. “Saya yang membayar hotelnya,” kata Usamah menanggapi isu tarif hotel yang mahal tempat al Khaththath menginap.
Selain Habib Rizieq Shihab, Ustadz al Khaththath juga dikenal sebagai penggerak demonstrasi untuk menentang penistaan agama oleh Ahok dan penegakan surat al Maidah 51. Yakni mendorong tokoh-tokoh Muslim untuk menjadi pemimpin (di daerah yang mayoritas Muslim).
Sebagai Sekjen FUI, ia dikenal sebagai pemimpin yang ‘handal’ dan penulis yang cukup piawai. Ia betah rapat berjam-jam dengan anak-anak muda di kantornya Jalan Kalibata Tengah, Jakarta. Selain sebagai Sekjen FUI ia juga Pemimpin Umum Tabloid Suara Islam.
Mantan pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia ini, mengidolakan tokoh Masyumi Mohammad Natsir. Natsir, bagi Khaththath adalah pejuang Islam yang tangguh dan tetap berjalan dalam jalur konstitusi. Maka tidak heran, tahun 2014 ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Bulan Bintang meskipun gagal pada akhirnya.
Ia bersama-sama Habib Rizieq, Kiyai Abdul Rasyid Abdullah Syafii, KH Cholil Ridwan selangkah dan seiring dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam kembali tegak di tanah air. Maka bila polisi menuduhnya melakukan makar, sahabat-sahabat dekatnya hanya tertawa. Dan polisi baru mengenal al Khaththath, sedangkan sahabat dekatnya sudah mengenal puluhan tahun lamanya.
Kemarin (19/4) adalah masa penahanan 20 hari terakhir al Khaththath. Bila polisi terus menahan al Khaththath, maka jangan-jangan ada tangan yang bermain di atas Kapolri. Usamah Hisyam menduga seperti itu. Wallahu azizun hakim. |
Redaksi : Izzadina