JAKARTA – Dalam rangka memperkuat budaya ilmu, Pusat Pengkajian Jakarta dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) meluncurkan jurnal internasional, Al-Madinah, Journal of Islamic Civilization (JIC). Kasubdiv Informasi dan Komunikasi PPIJ Ustaz Paimun Karim mengatakan, sebagai lembaga pengkajian keislaman, PPIJ harus memiliki sebuah jurnal.
“Jurnal ini tidak hanya akan memperkuat posisi JIC (Jakarta Islamic Center) sebagai pusat kajian Islam, tetapi juga diharapkan berkontribusi signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan kualitas pendidikan Islam, dan pembangunan masyarakat yang lebih baik,” kata Ustaz Paimun dalam acara ‘Silaturahmi Media dengan Pimpinan JIC’ di aula PPIJ, Jakarta Utara, Kamis (29/8/2024).
Ia melanjutkan, dengan aktivitas JIC baik di skala nasional maupun internasional, termasuk terbaru melakukan penelitian ke Tunisia, Maroko, dan Hongkong, sudah saatnya JIC memiliki jurnal untuk mendesiminasi hasil penelitian dan kajiannya. Sejak Januari kemarin, kata Ustaz Paimun, tim PPIJ melakukan rapat secara maraton untuk penerbitan jurnal dengan berbagai stakeholder.
“Alhamdulillah jurnal kita sudah terbit dan sedang diproses ISSN (International Standard Serial Number)-nya. Saat ini kita targetkan dulu di Sinta 5 dan ke depan mudah-mudahan bisa Sinta 2,” ujarnya.
Pada kesempatan tesebut, ia juga mengajak insan media dan para akademisi untuk mengirimkan artikel terbaiknya. Artikel yang terbit dalam Jurnal Al-Madinah akan diterbitkan dalam bahasa Arab dan Inggris.
“Rencananya bulan depan kami ada konferensi internasional pendidikan anak semua jenjang di Turki. InsyaAllah dengan jurnal ini kami siap untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian terkait pendidikan,” ucapnya.
Sebelumnya, JIC menyelenggarakan acara Up Grading Pemuda Islam. Mewakili Kepala Pusat PPIJ, Kepala Divisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Syariah, Edi Sukardi mengatakan, kunci sukses pemuda adalah harus memiliki empat poin dasar, di antaranya, berfikir kritis, komunikatif, kolaboratif, dan kreatif.
Kiai Edi juga menegaskan bahwa sikap kritis dan membangun kreativitas sumbernya harus pada Al-Quran.
“Sehebat-hebatnya manusia mendesain tidak akan bisa mengalahkan ilmunya Allah. Kata Allah tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit,” terang Kiai Edi di Villa Mutiara Bogor Jawa Barat, Rabu (28/8/2024).
“Sedikit saja, manusia sudah luar biasa ilmunya, bisa membuat Artificial Intelligence (AI), bahkan sekarang sudah lebih canggih lagi, AI sudah menggunakan perasaan,” ujarnya.
Di hadapan para peserta Up Grading Pemuda Islam yang yang terdiri dari pelajar dan perwakilan pemuda dari berbagai ormas Islam, Kiai Edi menekankan agar para pemuda harus terus mengembangkan potensi dan menambah kualitas diri. Karena Kiai Edi menilai tantangan ke depan para pemuda hari ini akan jauh lebih berat.
Sementara itu ketua panitia Up Grading Pemuda Islam mengatakan, acara yang digagasnya ini bertujuan untuk memompa semangat para pemuda Islam untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi negara dan agama.
“Kami berusaha memberikan motivasi kepada teman-teman untuk terus berkarya dan berdaya guna, karena pemuda Islam memiliki peran penting dalam membangun masyarakat, negara, dan peradaban,” terang Andrian.
“Peran pemuda sangat diharapkan untuk generasi sekarang dan generasi mendatang, karena merekalah kelak yang akan memimpin,” ujarnya.