Di zaman ini, ayah memiliki banyak tuntutan, tak hanya mencari nafkah, sang ayah juga harus turut terlibat dalam proses tumbuhkembang anak.
Wartapilihan.com, Jakarta – Sang anak akan rentan kehilangan figur ayah (fatherless) jika ayah tidak terlibat dalam proses pengasuhan. Pasalnya, peran seorang ayah sangat berarti untuk (1) membangun kecerdasan emosional, (2) meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi, dan (3) untuk memberi motivasi anak dikemudian hari.
Hasil penelitian menunjukkan, seorang anak yang tanpa peran ayah sebanyak 63 % anak akan mengalami masalah psikologis seperti: merasa gelisah, suasana hati yang mudah sekali berubah, fobia, dan juga depresi; Sebanyak 56 % lebih memiliki daya tangkap di bawah rata-rata; dan Sebanyak 43 % anak sangat agresif terhadap orang tua.
Menurut pakar psikologi dari PBKP Fakultas Psikologi Universitas taruma negara, Agustina, M.Psi., terdapat perbedaan antara ayah pada zaman dulu dengan ayah pada zaman sekarang, terutama dilihat dari segi waktu. Namun yang lebih membedakan antara ayah zaman dulu dengan ayah zaman sekarang adalah adanya peningkatan dalam hal pendidikan.
“Jadi, secara gamblang dapat disimpulkan bahwa ayah pada zaman sekarang hampir semua memiliki pendidikan yang relatif tinggi, sehingga dia memiliki cara tersendiri untuk ikut andil dalam memberikan pendidikan untuk anak-anaknya.
Dengan demikian, anak akan merasa nyaman dan mampu menjadi sosok anak yang memiliki dua figur, yakni dari seorang ayah dan ibu,” kata Agustina, dilansir dari sayangianak.com, Senin, (10/8/2018).
Maka dari itu, jenis perhatian yang dapat dilakukan yaitu seyogyanya usahakan untuk selalu meluangkan waktu untuk sang anak. Dalam satu hari minimal ayah harus memiliki waktu 15 sampai 30 menit untuk melakukan cengkrama dengan keluarga. Dalam momen tersebut ayah bisa menanyakan kepada anak tentang kegiatan hari ini dan mengajaknya bermain.
“Dengan demikian, anak akan merasa diperhatikan dan cara tersebut memiliki makna untuk perkembangan anak. Seorang ayah yang positif akan memberikan dampak yang positif pula untuk tumbuh kembangnya,” kata dia.
Agustina juga menyarankan agar ayah memerhatikan anak dengan cara memberikan belaian sayang, pelukan hangat, dan penghargaan berupa pujian kepada sang anak ketika dia mencapai sesuatu atau ketika dia sudah bisa melakukan hal yang menunjukan perkembangannya.
“Selain kata-kata, pelukan, sentuhan hangat dari seorang ayah juga amat penting bagi anak. Misalnya ayah bisa menggendong dia saat bersamanya,” tukas dia.
Hal lainnya yang dapat diupayakan yaitu sebisa mungkin ayah harus meluangkan waktunya untuk selalu bisa makan bersama atau berdoa bersama. Jika malam tidak bisa, maka bisa ketika sarapan pagi. Sebab dengan begitu anak dapat merasakan kehangatan dan kedekatan yang erat antara anggota keluarga.
“Selain harus menyerasikan antara kesibukan dengan perhatian anak, ayah juga harus pandai-pandai dalam menjaga kekompakan di depan anak. Ibu dalam hal ini juga harus ikut serta mendukung demi tumbuh kembangnya.
Usahakan ketika ayah libur bekerja selalu bersama menemani anak dalam bermain. Dengan begitu anak akan merasa nyaman dan dekat selayaknya bersama ibunya,” pungkas Agustina.
Eveline Ramadhini