PENINGGALAN KAUM PAGAN

by

Agama yang pertama dalam sejarah umat manusia adalah agama tauhid, yaitu agama menyembah Allah yang Esa yang haketnya adalah Islam, agama Nabi Adam as dan para Nabi berikutnya.

Wartapilihan.com, Depok– Setelah itu muncul penyelewengan, yaitu pemujaan kepada orang-orang shaleh. Kesyirikan itu pertama muncul di zaman Nabi Nuh ‘alaisssalam.

Lalu periode berikutnya berkembang kepada pemujaan dewa-dewi mithos. Sehingga para raja dianggap sebagai anak-anak para dewa.

Kepercayaan tahayul dan kurafat itu nyaris ada dan nyaris merata di seluruh dunia.
Di India, di China, di Afrika seperti di Mesir, dan di Eropa seperti di Yunani dan Rumawi, bila anak-anak para dewa itu wafat maka diperingati secara meriah.

Pendek kata yang namanya ritual hari kelahirian dan kematian nyaris ada diseluruh dunia sebelum Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam diutus.

Jadi ritual hari kelahiran dan juga setelah hari-hari kematian, itu adalah ritual peninggalan keyakinan Paganism yang nyaris ada pada semua bangsa dan agama pemujaan dewa-dewa kuno terutama di India, Mesir, Babilonia, Asyuria, Persia, Cina, Yunani dan Rumawi.

Tahukah umat ini apa itu perayaan olimpiade ?
Itu adalah perayaan hari lahir dewa Zeus.
Sedangkan menyalakan lampu di pohon evergreen atau cemara, itu adalah cara Semiramis ( ibu dan sekaligus isteri Namrud ) untuk memperingati hari kelahiran Namrud setelah wafatnya, dan sekarang menjadi pohon natal.

Dan adapun perayaan tanggal dua puluh lima Desember adalah perayaan hari kelahiran banyak Dewa, terutama Mitra, yang dijadikan hari lahirnya Nabi Isa Ibnu Maryam ‘alaihssalam.

Adapun Allah Ta’ala sampai menenggelamkan bumi di zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam tak lain disebabkan oleh munculnya kesyirikan pertama yang dilakukan oleh kaum Nuh ‘alaihissalam saat itu, yang berupa pemujaan terhadap orang-orang shaleh.

Dan sekarang di kalangan yang mengklaim pengikut Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam ada juga orang-orang seperti itu, yaitu orang-orang yang mengultuskan para ustadz, kiyai dan ulamanya.
Yang demikian itu tampak jelas pada berapa kelompok yang membangun ketaklidan dengan doktrin-doktrin kekelompokan.

Kadang mereka menyerukan agar manusia tidak taklid dan fanatis terhadap ulama dan penguasa, tapi tanpa sadar mereka terperosok ke dalam ketaqlidan dan fanatisme kepada sebagian ulama lainnya yang mereka muliakan.

Jadi seruan jangan taklid dan fanatis terhadap ulama dan kelompok, artinya tidak boleh taklid dan fanatis terkecuali kepada ulama yang mereka ikuti dan kelompok yang mereka bangun.

( Ridhwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *