Masyarakat Kashmir semakin bersimpati pada kelompok pejuang.
Wartapilihan.com, Kashmir – Pasukan pemerintah telah menembakkan gas air mata dan terlibat bentrok dengan pemrotes yang melemparkan batu di Kashmir yang dikuasai oleh India. Bentrokan yang terjadi di wilayah Himalaya menandai hari peringatan kematian pemimpin pemberontak yang sangat populer itu.
India memberlakukan jam malam yang meluas, memotong layanan jaringan seluler dan broadband internet serta mengerahkan ribuan tentara di Kashmir menjelang peringatan kematian pejuang mereka pada hari Sabtu (8/7).
Warga mengatakan bahwa pembatasan pergerakan adalah beberapa hal yang paling ketat yang mereka lihat dengan beberapa penduduk desa mengatakan bahwa mereka akan ditembak jika mereka meninggalkan rumah mereka.
Wilayah yang disengketakan tersebut telah menyaksikan ledakan protes terhadap pemerintah India sejak pasukan pemerintah menembak dan membunuh Burhan Wani setahun yang lalu.
Kematian pemuda berusia 23 tahun yang telah membangun banyak pengikut media di sosial memicu pencurahan kesedihan dan kemarahan yang meluap ke jalan-jalan dan menyebabkan berbulan-bulan bentrokan dengan pasukan keamanan.
Hampir 100 orang meninggal dalam bulan-bulan berikutnya dan masih banyak lagi luka serius yang dilakukan pasukan pemerintah untuk memadamkan demonstrasi tersebut.
“Burhan membuat sebuah tempat di hati kita sebagai pahlawan,” kata mahasiswa Kashmir, Umair Farouq, kepada Al Jazeera menjelang peringatan tersebut. “Banyak pemuda Kashmir bergabung dalam pemberontakan setelah kematiannya. Dia masih hidup di dalam hati kita.”
Berjuang untuk Masa Depan Mereka
Pemimpin pemberontak telah meminta satu minggu demonstrasi dari Sabtu ini untuk menandai kematian Wani.
Muzaffar Wani, ayah Burhan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gerakan protes di wilayah tersebut tidak dapat ditindas oleh pihak berwenang.
“Semakin mereka mencoba menekan kita, semakin kita akan bangkit. Semua orang di sini memperjuangkan masa depan mereka,” katanya.
“Mengingat jenis penindasan yang kita hadapi, orang berpikir lebih baik mengorbankan diri mereka sendiri daripada membiarkan penghinaan terhadap ibu, saudara laki-laki dan perempuan mereka.”
Semua jalan menuju kota asal Trina di Tral di selatan Kashmir diblokir menjelang peringatan dan pihak berwenang menyita ribuan sepeda motor untuk mencegah orang-orang bepergian antar desa di daerah tersebut.
Saksi dan polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa bentrokan terjadi pada hari Sabtu ketika para pemrotes berusaha mencapai rumah keluarga mereka dan diblokir oleh pasukan pemerintah.
Enam Puluh Tahun dalam Pengawasan
Kashmir yang terbagi antara India dan Pakistan sejak 1947 memiliki sejarah konflik yang panjang dan merupakan salah satu tempat yang paling banyak dimiliterisasi di muka bumi.
Daerah pegunungan adalah rumah bagi puluhan kelompok bersenjata yang memperjuangkan kemerdekaan atau penggabungan wilayah dengan Pakistan.
Namun, sejak kematian Wani, warga sipil telah memainkan peran yang semakin aktif dalam pemberontakan melawan peraturan India.
Di bagian selatan Kashmir, pusat demonstrasi, penduduk desa mulai melakukan intervensi dalam serangan terhadap tersangka, melemparkan batu ke pasukan pemerintah untuk menciptakan gangguan dan memberi kesempatan pada pemberontak untuk melarikan diri. II Al Jazeera
Moedja Adzim