NADEO

by

Banyak yang kecewa dan marah ketika pinalti di ujung permainan itu terjadi. Ada yang tidak kuat untuk melihatnya sehingga langsung mematikan televisinya. Ada yang langsung lemes lunglai tak berdaya. Ada yang diam seribu bahasa. Dan ada pula yang mulai “misuh-misuh” dan ngomong nggak jelas. Ada yang menyalahkan keputusan wasit lah. Menyalahkan hakim garis atau bahkan ada yang menyalahkan bolanya : )

Wartapilihan.com, Bogor– Situasinya memang serba tidak mengenakkan. Baru saja bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan waktu sudah mau masuk injury time ee….lawan dapat pinalti. Kekalahan itu sepertinya sudah di depan mata. Situasinya sudah benar-benar seperti di ujung tanduk. Tanduk badak bercula satu pula : )

Menjelang tendangan pinalti tersebut sepertinya semua terdiam kaku dan nafas untuk sekian detik terhenti ……dan “drama” itu akhirnya benar-benar mencapai klimaknya. Bola bisa ditepis oleh Nadeo dan kekalahan yang sudah berada di depan mata seakan mulai perlahan pergi menjauh lagi.

“Drama” itu menjadi menarik berkat Nadeo. Siapa itu Nadeo ? Nadeo, namanya sepertinya tidak ada “bau-baunya” sama sekali dengan nama Indonesia. Tetapi anak muda yang wajahnya ganteng itu ( dijamin ) asli dari negeri ini. Lahir dan besar di Kediri . dengan tinggi badan 184 cm. Malam itu Nadeo dengan ketenangannya akhirnya mampu menggagalkan tembakan pinalti pemain Singapore Faris Ramli.

Suasananya kemudian menjadi “pecah” . Penonton di stadion, di restoran, di tempat ngopi, di komplek perumahan hingga mungkin di gedung-gedung Balaikota dan Gubernuran menjadi nggak karu-karuan. Mereka berteriak kegirangan. Ada yang langsung tertawa ngakak tetapi ada beberapa yang menangis bahagia. Bahkan mungkin ada juga yang langsung melakukan sujud syukur : )

Begitulah perpaduan yang menarik antara mental petarung dan keyakinan akan harapan. Sebelum tanda peluit pertandingan berakhir maka segala kemungkinan masih ada. Kesempatan itu masih terbuka. Saya jadi teringat Teori pengharapan ( expectancy theory ) yang pertama sekali dikemukakan oleh Victor Vroom. Beliau mengatakan bahwa motivasi seseorang yang mengarah pada suatu tindakan, bergantung pada kekuatan pengharapan. Tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan bergantung pada hasil bagi seseorang tersebut. Nadeo ( pasti ) malam itu berharap bisa menggagalkan tendangan pinalti tersebut. Dan harapannya dan juga harapan sebagian besar masyarakat Indonesia akhirnya menjadi kenyataan.

Mungkin peristiwa seperti itu kita semua pernah mengalaminya tetapi dengan bentuk yang berbeda. Ketika “kekalahan” sudah di ujung tanduk. Ketika semua pintu kekalahan sudah terbuka lebar. Ingatlah selama “waktu” masih belum berakhir maka kesempatan untuk meraih kemenangan itu masih mungkin dan masih ada.

Nadeo mungkin malam itu hanya ingin bisa menahan tendangan pinalti tersebut tetapi kalau kita melihat lebih jauh lagi, Nadeo seakan mengingatkan kepada kita semua bahwa jangan pernah menyerah hingga permainan berakhir. Jangan pernah mundur di “medan laga” selama kesempatan untuk bertempur itu masih ada.

Terima kasih Nadeo

Agus Susilo JP

(Praktisi Pengembangan SDM, tinggal di Bogor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *