Parfum atau wewangian menjadi salah satu hal yang disukai Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, terutama untuk shalat menghadap Allah Ta’ala. Setalah 1.400 tahun lebih lamanya, manusia pun rupanya masih mengembangkan wewangian tersebut. Apa saja wewangian yang digunakan oleh Rasulullah?
Wartapilihan.com, Depok– Rasulullah, menurut Hadits Riwayat An-Nasa’i, oleh Aisyah dikatakan, Rasulullah sangat menyukai memakai parfum, yaitu minyak wangi misik dan ‘anbar. Dari Muhammad bin Ali ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, “Apakah Rasulullah SAW memakai parfum?” ia menjawab, “Ya! Dengan minyak wangi misik dan ‘anbar.” Minyak yang paling disukai Rasul juga tercantum dalam hadis riwayat An Nasai, Rasulullah SAW bersabda, “Yang terbaik dari wewangian kalian adalah (minyak) misik.”
Misik sendiri atau yang disebut kasturi memiliki warna bening disertai aroma yang lembut, tidak menyengat, namun kuat sehingga tidak mudah hilang. Sedangkan ambar atau ambregis, merupakan zat seperti bubur yang dikeluarkan oleh Paus sperma. Zat tersebut dikeluarkan ketika paus memakan cumi-cumi yang membuat tenggorokannya iritasi. Ambregis yang mengeras ini biasanya akan terdampar di tepi pantai dan mengeluarkan aromanya yang harum.
Salah satu pegiat yang terus mengembangkan parfum yang digunakan Nabi ini ialah Muhaimin Iqbal. Ia sengaja berkunjung ke ahlinya langsung di Eropa hanya untuk belajar bagaimana cara meracik parfum. Namun uniknya, setelah Iqbal belajar dari Eropa, ia tidak langsung meniru seluruhnya, melainkan memodifikasi kembali sesuai tuntunan Sunnah Rasulullah SAW, yakni dengan tidak menggunakan alkohol.
“Di sini semua parfum kita tanpa alkohol. Sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, dengan bahan dasarnya minyak zaitun,” cerita Iqbal, ketika ditemui oleh Warta Pilihan (wartapilihan.com), beberapa waktu lalu, di Start Up Center, Jalan H. Ir Juanda, Depok, Jawa Barat.
Jika di parfum modern alkohol dimasukkan ke biang parfum, alumni Institut Pertanian Bogor ini mengatakan, minyak zaitun dimasukkan ke biang-biang yang dari alam juga, seperti ekstrak jeruk, cengkeh, mawar, serta bahan-bahan yang mudah ditanam di Indonesia, sehingga menjadi parfum.
“Justru harus diubah mindset masyarakat tentang parfum, karena selama ini kita salah berpikirnya. Pakai alkohol, sudah terlanjur itu yang kita kenal,” tukas dia.
Adapun soal perdebatan alkohol yang boleh atau tidak boleh digunakan dalam kosmetik, penggagas Kebun Qur’an ini menjelaskan, bukan permasalahan tersebut yang dibahas, melainkan mengambil yang lebih banyak manfaatnya dan lebih sedikit mudharat-nya.
“Bukannya kita menafikan bahwa alkohol ini sebenarnya masih syubhat, atau haram. Tapi kita justru mengambil ini yang lebih bermanfaat. Bahkan zaitun bisa menjadi obat, memperbaiki sel-sel tubuh itu bisa diantarkan dari minyak zaitun yang diedarkan di darah,” tukas Iqbal.
Ia mengatakan, sesuatu yang dilarang pasti ada bahayanya, meski pada dasarnya fatwa ulama tidak mengharamkan alkohol tersebut. “Misalnya, ulama memang tidak mengharamkan, tapi untuk tubuh kita terkena parfum alkohol, dia bisa menguap cairannya terkena tubuh. Tubuh yang kena alkohol menjadi lebih cepat kering,” papar dia.
Ke depan, usaha parfum bermerek Huurun yang telah berjalan dua tahun ini akan mengembangkan lebih jauh minyak semprot seperti yang dapat dilakukan pada parfum alkohol. Namun tentunya dengan menggunakan bahan-bahan yang seluruhnya alami melalui proses penyulingan dari bahan nabati.
“Jadi, yang kita jual itu ada yang oles kalau yang minyak zaitun, tapi kita juga mengembangkan yang semprot tapi bukan menggunakan alkohol. Insyaa Allah semuanya alami, dan tidak mencampurkan zat kimia apapun, bahkan dalam mencampurkan si bahan spray-nya dibuat dari hasil penyulingan.
Misalnya jeruk, hasil penyulingan itu ada minyak dan ada airnya, kita ambil minyaknya saja, itu disebut hydrosol,” imbuh Iqbal.
Adapun sasaran pasar dari parfum ini ialah mayoritas muslim, namun juga tidak menutup kemungkinan bagi non-muslim yang tertarik untuk mengikuti pelatihan meracik parfum yang juga diadakan oleh perusahaan Huurun ini. Iqbal menceritakan, ada seseorang yang datang jauh-jauh dari Jepang untuk belajar meracik parfum.
Adapun nama Huurun yang digunakan sebagai merk parfum tersebut bermakna bidadari. Ia terinspirasi dari ayat di Al-Qur’an, khususnya pada surat Ar-Rahmaan dan Al-Waqi’ah yang bicara soal bidadari di alam syurga. “Allah membuat bidadari dari empat jenis parfum,” kata dia.
Dalam Islam, Iqbal membahas lebih lanjut, parfum bukan sekedar dicium terasa harum, namun sejatinya juga menyangkut kesehatan, komunikasi dan hal-hal lainnya. “Shalat Jum’at saja wajib menggunakan parfum, artinya (menggunakan parfum) itu bagian dari Sunnah,” tukas lelaki kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, yang sudah banyak merintis berbagai bisnis ini.
Ia menekankan agar dalam berwirausaha, apapun itu, jangan menjual sesuatu dalam keadaan ‘mentah’. Pasalnya, semakin panjang suatu barang diolah, maka akan semakin besar nilai jualnya. “Apa yang kita tanam, itulah yang kita panen,” pesannya.
Eveline Ramadhini