MANUSIA PALING MISKIN

by

Kalau anda menganggap kemiskinan adalah tidak memiliki harta yang berharga dan untuk makan pun susah, anda tidak salah.

Wartapilihan.com, Depok— Karena kebanyakan manusia pada umumnya memang punya anggapan demikian.
Ukuran kaya dan miskin selalu dipandang dari sudut materi, yaitu nilai harta yang dimiliki.

Ketahuilah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam konon tidak memiliki kasur empuk dan tidak mempunyai persediaan makanan yang cukup untuk dimakan selama seminggu.

Beliau juga tidak memiliki rumah besar apalagi wah dan mewah.
Dan beliau tidak punya kereta kuda seperti para raja dan kaisar pada masa itu.
Sejarahwan menulis bahwa beliau adalah seorang raja yang dipatuhi namun menjahit kaos kakinya yang sobek seorang diri.

Pernah, ada sahabat bertanya kepada bunda Aisyah tentang apa yang dimakan oleh Nabi dan keluarganya.
Beliau, bunda Aisyah Radhiallahu Anha menceritakan bahwa mereka pernah selama dua purnama hanya memakan buah kurma dan air tawar saja.
Namun tak ada seorang sahabat pun yang mengatakan bahwa Nabi dan keluarganya adalah orang miskin.

Kenapa demikian ?
Jawabnya adalah karena keikhlasan, keberasan jiwa dan kemurahan hati mereka telah menutupi ketiadaan harta yang mereka miliki.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bukan tak pernah memiliki emas dan perak, tapi beliau tak penah menyimpannya dalam waktu yang lama, apalagi menumpuk-numpuknya.
Beliau tentu sangat tahu betul dengan ancaman Al Qur’an yang mengungkapkan bahwa harta, mas dan perak yang tidak diinfakkan di jalan Allah niscaya akan dipanaskan di neraka lalu diseterikakan kejidat, kelambung dan kepunggung pemiliknya.

Hal itu pun telah menjadi prinsip hidup para sahabat dan pengikut beliau selama puluhan tahun lamanya, sehingga mereka mengatakan kekayaan itu letaknya di hati, bukan di pemilikan harta.

Bagi mereka manusia yang paling kaya adalah manusia yang senang berbagi sehingga mereka belomba-lomba berinfak dan bersedekah.
Sedangkan manusia paling miskin dalam pandangan mereka adalah orang yang gemar menumpuk-numpuk harta dan tak peduli dengan fakir miskin serta masabodo dengan jatuh bangunnya Islam yang dia klaim sebagai agamanya.

Jadi, manusia paling miskin dan papa bukanlah karena tak memiliki banyak harta tapi adalah manusia yang telah mati rasa dan kehilangan empati dalam gelimang uang dan materi sementara di sekitarnya banyak orang yang susah dan menderita.

Yang demikian itu semakin nyata di dalam sistem sekularis dewasa ini, di mana watak materialistis dan hedonis kian menampakkan bentuknya, yakni kemiskinan jiwa manusia, terutama pada sebagian besar dari mereka yang duduk di parlemen dan pemerintahan.

( Iwan Wientania )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *