Layakkah Film G30S/PKI Bagi Anak?

by
https://upload.wikimedia.org

Pemutaran Film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’ menyita perhatian masyarakat luas, ada yang pro dan kontra. Apakah film ini layak bagi anak milenial masa kini?

Wartapilihan.com, Jakarta –Seto Mulyadi selaku Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengatakan, bukan hal yang mudah untuk melarang ataupun izinkan anak untuk nonton film tersebut. Pasalnya, yang didefinisikan sebagai anak ialah individu berusia 0 hingga 18 tahun.

“Individu berumur 4 tahun dan 17 tahun, walau sama-sama berusia anak, namun punya dinamika psikologis yang berbeda jauh satu sama lain. Kesiapan mereka untuk menonton suatu film pun berbeda satu dan lainnya,” ujar Kak Seto, melalui keterangan tertulisnya, kepada Warta Pilihan, Selasa, (19/9/2017).

Menurutnya, film bermuatan sejarah ini penting untuk diketahui generasi muda agar bisa belajar darinya. Kak Seto mengatakan, film seburuk apapun bisa jadi lahan pembelajaran bagi anak jika pendidik memahami dan dapat merangsang anak untuk berpikir.

“Proses pembelajaran yang baik adalah yang memberikan rangsangan multiinderawi kepada anak. Pemanfaatan film sebagai kelengkapan kegiatan belajar, termasuk belajar sejarah, sesungguhnya sudah menjadi praktek jamak. Dan itu bagus,” lanjut Kak Seto.

Namun demikian, kegiatan pembelajaran tidak hanya melalui media film. Teks, narasi lisan juga dapat disajikan bagi anak–yang tentunya diiringi dengan ajakan pendidik untuk mengekspresikan apa yang anak pikirkan dan rasakan.

“Serbaneka perasaan yang dialami anak saat menonton film dijadikan sebagai pintu masuk bagi pendidik untuk mengedukasi anak tentang bagaimana mengidentifikasi kaitan antara situasi, perasaan, dan cara mengelolanya,” tandasnya.

Menurut dia, perlu disimpulkan nilai kesetiaan pada bangsa dan negara, keyakinan pada kebenaran dan keadilan, penyerahan diri pada pertolongan Tuhan, penghormatan akan jasa pahlawan, serta optimisme akan masa depan. “Akhiri dengan menggali ide anak tentang bagaimana mencegah terulangnya tragedi serupa. Begitu urutannya,”

Sementara itu, presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo menekankan, menonton film yang bermuatan sejarah itu penting. Tetapi untuk anak-anak milenial yang sekarang, menurut Presiden, seharusnya dibuatkan lagi film yang disesuaikan dengan gaya mereka.

“Dengan begitu, para anak muda ini akan dengan mudah memahami bahayanya komunisme,” ungkap Jokowi saat berada di Magelang, Jawa Tengah, di Jembatan Grinjing pada hari Senin (18/9/2017), yang dilansir detik.com.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *