Ketua MIUMI Bekasi Menganggap Garda Aswaja Sempit Pemahaman Agamanya

by
Wildan Hasan, Ketua MIUMI Bekasi. Foto : Facebook

Wartapilihan.com, Bekasi – Berkaitan dengan rencana Garda Aswaja yang akan membubarkan acara Dr Zakir Naik di Stadion Patriot Bekasi pada 8 April 2017, ormas-ormas Islam Bekasi siap menghadapinya. Diantaranya Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Bekasi.

MIUMI Bekasi menyatakan bahwa kegiatan Dr Zakir Naik (DZN) telah mendapatkan izin resmi dari pemerintah pusat maupun daerah serta instansi-instansi terkait termasuk tentu saja Mabes Polri. “Bahkan DZN sudah mendapat restu dari Wakil Presiden RI dan para pejabat dan tokoh publik. Jadi upaya menolak apalagi membubarkan kegiatan DZN adalah tindakan makar terhadap pemerintah,”kata Wildan Hasan, Ketua MIUMI Bekasi dalam pernyataan persnya pagi ini (6/4).

Menurut Wildan, membubarkan kegiatan yang telah mendapatkan izin resmi dan telah mendapatkan dukungan sangat luas dari masyarakat adalah tindakan inkonstitusional, menodai kebhinekaan, melecehkan pancasila dan membahayakan keutuhan NKRI.

“Kami belum pernah mengenal ada badan bernama Garda Aswaja di Kota Bekasi sebelumnya (bisa jadi kami yang memang kekurangan informasi). Tidak sebagai otonom dari ormas-ormas Islam. Tidak juga sebagai underbow orpol tertentu. Kita khawatir ada kelompok partisan yang bergerak karena kepentingan tertentu untuk menimbulkan instabilitas di tengah masyarakat dan membuat keruh keharmonisan serta kondusifitas kota Bekasi,” jelasnya.

Menurutnya. tuduhan Garda Aswaja bahwa kegiatan DZN dapat menumbuhkan radikalisme dan membahayakan NKRI sangat tidak berdasar. “Isi ceramah DZN sama dengan isi ceramah para da’i Islam dari mulai para ulama salaf sampai khalaf saat ini. Bahkan berkesesuaian dengan da’wah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Da’wah DZN tidak menyimpang dari manhaj da’wah para ulama ahlus sunnah dan para ulama pejuang kemerdekaan NKRI,” paparnya.

Menurut Ketua MIUMI yang juga penulis buku ini, tuduhan Garda Aswaja menunjukkan sempitnya pemahaman agama dan wawasan sejarah. “Tuduhan Garda Aswaja secara tidak langsung menganggap da’wah Rasulullah dan para ulama berpotensi menumbuhkan paham radikal/ radikalisme. Ceramah-ceramah DZN yang tersebar luas selama ini sama sekali tidak terbukti menstimulasi tumbuhnya radikalisme dan aksi-aksi intoleran. Jadi tuduhan tersebut adalah fitnah belaka,” ujarnya.

Untuk Wildan mengajak agar Garda Aswaja berkenan hadir pada acara DZN dan di sana eksponen Garda Aswaja bisa sepuasnya berdiskusi dengan DZN. “Karena bisa jadi tuduhan GA terhadap DZN lahir dari kebodohan dan akibat mendapatkan informasi yang keliru.” |

Reporter : Izzadina

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *