Ada dua kesadaran yang harus dimiliki anak muda: pertama, kesadaran sejarah dan kedua, kesadaran sebagai pemimpin masa depan.
Wartapilihan.com, Serang –Kesadaran sejarah menjadikan pemuda paham bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, ditopang oleh konsepsi besar, yang lahir dari pemikiran tokoh-tokoh besar, melalui perjuangan dan pengorbanan yang besar.
Hal ini disampaikan oleh Jazuli Juwaini dalam orasi kebangsaannya yang bertajuk “Bergerak Jayakan Indonesia”. Ia menjelaskan tidak ada bangsa sebesar Indonesia dalam keberagaman dan keseluruhan potensinya.
“Tapi bangsa yang beragam ini memilih untuk bersatu meski ada seribu satu alasan untuk bercerai berai. Sayangnya, kebesaran bangsa ini belum berwujud aktual saat ini,” papar Anggota Komisi I DPR ini, di acara pembukaan RAPIMNAS KAMMI II, Serang, Banten, Jumat, (20/10/2017).
Maka dari itu, ia menekankan, perlu dimunculkan kesadaran yang kedua yang kesadaran sebagai pemimpin masa depan yang akan mewarisi kebesaran Indonesia dan menjadikannya aktual. Indonesia menjadi negara besar, rakyatnya maju dan sejahtera, serta disegani bangsa-bangsa di dunia.
“Kesadaran sebagai pemimpin masa depan mengantarkan pemuda pada tanggung jawab untuk mengambil peran, berkontribusi, dan menjadi yang terdepan dalam memajukan negeri,” kata Jazuli.
Menurut Anggota DPR Dapil Banten ini, para pelajar, mahasiswa, atau aktivis hari ini harus menyadari bahwa mereka adalah pemimpin masa depan. Dan karakteristik pemimpin yang paling penting adalah kemampuan untuk bergerak dan menggerakkan orang untuk maju.
Ia berpesan kepada para pemuda KAMMI untuk terus mengasah dan meningkatkan kapasitas (semangat, gagasan/pemikiran, keterampilan, karakter) pada level atau size yang besar. Karena amanah yang dibebankan pada para pemimpin sangat besar, kalau size kapasitas tidak besar maka akan jatuh terpelanting.
“Kedua, membiasakan untuk berpikir hal-hal/urusan yang strategis jangan terjebak hal-hal/urusan yang remeh temeh dan tidak penting untuk kemajuan ke depan. Karena pemimpin selalu berpikir strategis ke depan, berpikir besar untuk masa depan,” imbuh Jazuli.
Hal yang ketiga, Jazuli mengaskan, perlu pikiran besar dan strategis harus diikuti dengan kreatifitas ide dan gagasan yang implementatif untuk kemajuan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. “Jangan hanya punya pikiran besar tapi gagal membangun jembatan dengan realitas,”
Sedangkan yang keempat, para pemuda harus terus meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal dan bangun jaringan yang luas sebagai sarana pertukaran, kontestasi, dan implementasi ide dan gagasan besar.
Terakhir, Jazuli menekankan, perlu untuk terus mengasah dan meningkatkan kepekaan dan kepedulian (awareness?terhadap persoalan-persoalan umat, rakyat, bangsa dan negara. “Karena sebagian besar pekerjaan pemimpin adalah menyelesaikan persoalan,” pungkas dia.
Eveline Ramadhini