Masjid selalu identik dengan tempat shalat saja. Padahal, di zaman Rasulullah masjid merupakan awal dari peradaban Islam. Tidak hanya aktivitas ibadah saja yang berada di masjid, namun lebih dari itu—pendidikan, sosial, ekonomi, semuanya bergerak dari masjid. Bagaimana dengan masjid-masjid kita hari ini?
Wartapilihan.com, Jakarta – Dari sekian banyaknya masjid di Indonesia, sayangnya, masjid kita hari ini kebanyakan masih cenderung melihat sebagai tempat shalat saja. Setelah selesai shalat, masjid dikunci lagi dan dibuka lagi pada adzan selanjutnya.
Terlebih, banyak pula masjid yang kurang ramah anak sehingga anak tidak terbiasa shalat sejak kecilnya—dampak jangka panjang, para pemuda tidak lekat hatinya dengan masjid. Padahal, berdasarkan Hadits Rasulullah, salah satu golongan manusia yang dinaungi Allah pada hari kiamat adalah pemuda yang hatinya terikat dengan masjid.
Paradigma soal masjid harus dikembalikan sebagaimana fungsi masjid di zaman Rasulullah, terutama (1) tempat ibadah, (2) pusat budaya dan ilmu pengetahuan, dan (3) tempat musyawarah.
Wacana yang sangat krusial ini diulas dalam sebuah film berjudul ‘5 PM’ (5 Penjuru Masjid) yang disutradarai oleh Humar Hadi dan diproduseri Izharul Haq. Film bernuansa Islami tanpa menggurui ini akan segera tayang pada saat Ramadhan, tepatnya tanggal 17 Mei mendatang.
5 PM ini bercerita soal kisah hijrah lima pemuda dalam melakukan pencarian jati dirinya. Humar Hadi selaku sutradara mengatakan, film yang sudah diperjuangkan sejak dua tahun lalu hendak menyiarkan Islam dengan cara menyampaikannya lewat nilai kebaikan dan juga persahabatan.
“Film bergenre drama religi ini tidak hanya ditujukan bagi anak muda, melainkan juga segala usia dan profesi dapat menonton. Terutama juga orangtua karena mengandung unsur parenting. Dengan cerita hijrah lima orang yang memiliki karakter berbeda dan unik, dapat menjadi angina segar bagi para penonton nantinya,” kata Humar kepada para awak media, dalam Gala Premiere Film Lima Penjuru Masjid, beberapa waktu lalu, di CGV Grand Indonesia, Jakarta.
Tak hanya mengandung drama komedi yang bisa membuat tertawa karena ironi dengan fakta sosial yang ada, namun di sisi lain juga sangat menyentuh sisi emosional manusia. Dari kelima kisah yang berbeda-beda dan memiliki kisah dan kesalahan yang berbeda, dapat ditarik suatu benang merah; Allah dapat memanggil hamba-Nya kapan saja untuk menjemput hidayah—tak mengenal waktu dan keadaan.
Film ini ditokohi oleh Gani (Faisal Azhar Harahap), pemuda yang dianggap tetua masjid. Awalnya, masjid Al-Kautsar selalu sepi dari kerumunan anak muda.
Namun, secara tak diduga, Budi (Aditya Surya Pratama) yang gagal berangkat ke Inggris, Abian (Zikri Daulay) si musisi yang sepi orderan, Usman (Zaky Ahmad Rivai) buruh pabrik resleting yang kena PHK, dan si Lukman (Ahmad Syarief) pengusaha cuci kiloan, atas takdir Allah dipertemukan di Masjid Al Kautsar.
Si Bewok (M Taufik Akbar) maling kotak amal yang berhasil diselamatkan oleh 5 sahabat dari amukan warga merasa harus menetap di Masjid selama 40 hari berturut-turut dan harus menggantikan posisi marbot yang masih sakit.
Lama-kelamaan, Bewok akhirnya belajar pada lima pemuda yang sering beraktivitas di masjid, seperti mengajar anak-anak mengaji, belajar di masjid, hingga berdiskusi dan nongkrong di sana.
Bewok terus penasaran dengan banyak hal yang dilakukan Budi, Abian, Lukman, Usman, dan Gani di masjid tersebut. Di tengah itu, ada sosok yang muncul yang membuat keberadaan 5 sahabat dan Bewok dipertanyakan. Arde (Alfie Affandi), pembuat gaduh yang ternyata membenci masjid karena suatu trauma di masa kecil, dan cerita dilengkapi Mey (Ressa Rere) yang merupakan alasan cekcok antara Gani dan Bewok.
Film ini tidak hanya berkisah soal persahabatan, namun juga berlatar masjid di Aceh dan museum Tsunami belasan tahun yang lalu, mengunjungi kampung halaman Arde. Hal ini menjadi unik karena semakin menajamkan budaya religi khas Indonesia sendiri.
Film ini sangat cocok sebagai peneman sebelum berbuka puasa bersama keluarga tercinta di akhir pekan nanti. Perlu Anda catat tanggal mainnya agar bisa bersiap mengagendakan film yang sangat edukatif ini bersama para anggota keluarga.
Eveline Ramadhini