Kembali ke Pangan Lokal: Potensi Kacang Koro Pedang sebagai Substitusi Kedelai Impor

by

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam dan keragaman hayati. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ketergantungan kita pada produk impor, khususnya kedelai, semakin meningkat.

Wartapilihan.com, Depok– Data menunjukkan bahwa sebagian besar kebutuhan kedelai di Indonesia dipenuhi melalui impor (Tahun 2023, Indonesia mengimpor kedelai seberat 2,67 juta ton,  senilai US$1,47 Milyar), yang membuat ketahanan pangan kita rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan global. Di sinilah pentingnya kita kembali mencintai dan memanfaatkan pangan lokal sebagai solusi berkelanjutan. Salah satu alternatif potensial adalah kacang koro pedang.

Mengenal Kacang Koro Pedang

Kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) adalah salah satu tanaman legum lokal yang tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia. Tanaman ini tahan terhadap kondisi kering, memiliki masa panen yang relatif singkat, dan membutuhkan input pertanian yang minimal. Secara nutrisi, kacang koro pedang kaya akan protein, sehingga menjadikannya alternatif yang ideal untuk menggantikan kedelai dalam berbagai produk olahan, seperti tempe, tahu, dan susu nabati.

Keunggulan lain dari kacang koro pedang adalah kemampuannya untuk memperbaiki kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen. Dengan menanam kacang koro pedang, petani tidak hanya mendapatkan hasil panen yang bernilai ekonomis, tetapi juga meningkatkan kualitas lahan mereka untuk jangka panjang.

Sejarah Tempe Kacang Koro Pedang di Indonesia

Pada masa penjajahan Jepang (1942–1945), terjadi kelangkaan bahan pangan, termasuk kedelai, yang biasanya digunakan untuk membuat tempe. Sebagai alternatif, masyarakat mulai menggunakan kacang lokal seperti kacang koro pedang untuk memproduksi tempe. Hal ini menunjukkan bahwa kacang koro pedang sudah sejak lama menjadi bagian dari inovasi pangan lokal di tengah keterbatasan.

Keunggulan kacang koro pedang pada masa itu adalah ketersediaannya yang melimpah, terutama di daerah tropis seperti Indonesia, serta kandungan nutrisinya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun setelah masa penjajahan Jepang kedelai kembali menjadi bahan utama tempe, kacang koro pedang tetap dikenal sebagai alternatif lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Fakta sejarah ini memperlihatkan bahwa kacang koro pedang bukan hanya sumber pangan potensial di masa kini, tetapi juga bagian dari kearifan lokal yang pernah menyelamatkan masyarakat Indonesia di masa sulit.

Mengapa Harus Beralih ke Pangan Lokal?

  1. Mengurangi Ketergantungan pada Impor Dengan memanfaatkan kacang koro pedang, kita dapat mengurangi ketergantungan pada kedelai impor yang harganya sering kali tidak stabil. Hal ini akan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi tekanan pada anggaran negara.
  2. Mendukung Petani Lokal Dengan memprioritaskan kacang koro pedang sebagai bahan pangan, kita turut memberdayakan petani lokal. Mereka akan memiliki peluang pasar yang lebih besar dan mendapatkan keuntungan lebih dari hasil panen mereka.
  3. Ramah Lingkungan Budidaya kacang koro pedang membutuhkan sedikit air dan pupuk, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan beberapa tanaman pangan lainnya. Selain itu, kemampuan tanaman ini untuk memperbaiki struktur tanah menjadikannya pilihan ideal untuk sistem pertanian berkelanjutan.
  4. Meningkatkan Diversifikasi Pangan Ketergantungan pada satu jenis bahan pangan membuat kita rentan terhadap gangguan pasokan. Dengan diversifikasi pangan, seperti memanfaatkan kacang koro pedang, kita dapat menciptakan pola konsumsi yang lebih sehat dan beragam.

Mengolah Kacang Koro Pedang Menjadi Produk Bernilai Tinggi

Kacang koro pedang memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi. Berikut adalah beberapa inovasi olahan kacang koro pedang:

  • Tempe Kacang Koro: Tempe berbahan dasar kacang koro pedang memiliki tekstur dan rasa yang mirip dengan tempe kedelai.
  • Susu Nabati: Susu dari kacang koro pedang kaya akan protein dan cocok untuk konsumen yang alergi terhadap susu sapi atau kedelai.
  • Snack Sehat: Kacang koro pedang dapat diolah menjadi camilan sehat seperti keripik atau granola.

Menggugah Kesadaran Masyarakat

Sebagai masyarakat yang peduli terhadap ketahanan pangan, kita perlu mengambil peran aktif dalam mempromosikan pangan lokal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

  • Edukasi: Menyebarkan informasi tentang manfaat kacang koro pedang melalui media sosial, seminar, atau lokakarya.
  • Kampanye: Mengadakan gerakan mencintai pangan lokal, seperti hari makan tempe koro nasional.
  • Kolaborasi: Menggandeng komunitas, pemerintah, dan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan kacang koro pedang.

Kembali mencintai pangan lokal bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang masa depan yang lebih berkelanjutan. Kacang koro pedang adalah salah satu contoh nyata bahwa Indonesia memiliki sumber daya pangan yang melimpah dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Dengan memanfaatkan kacang koro pedang, kita tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mendukung petani lokal, melindungi lingkungan, dan memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Mari bergerak bersama untuk menjadikan kacang koro pedang sebagai bintang baru dalam dunia pangan Indonesia. Mulailah dari langkah kecil: kenali, tanam, dan konsumsi kacang koro pedang!

Abu Faris

(Praktisi Urban Farming, Alumni 7th Permaculture Design Course, Bumi Langit Institute, Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *