Kaderisasi Dai Dewan Da’wah

by
foto:istimewa

“Sudah menjadi kepastian bagi seorang da’i akan datangnya ujian dan cobaan. Baik dari eksternal maupun internal. Mulai dari ujian, pujian, rayuan maupun intimidasi yang membuat para penda’wah berguguran di jalan da’wah. Kunci dari ini semua adalah senantiasa kembali kepada Allah,” ujar Ustaz Dwi.

Wartapilihan.com, Bekasi – Wisuda Sarjana Strata Satu ke- VIII STID Mohammad Natsir sukses dilaksanakan di Jl. Kramat Raya 45, Jakarta. Acara ini dibuka oleh Ketua Senat Akademik, Dr. Mohammad Noer yang dilanjutkan dengan sambutan Ketua STID Mohammad Natsir Ustaz Dwi Budiman Assiroji.

Wisuda ini merupakan salah satu pencapaian titik keberhasilan. Keberhasilan mendidik yang dicapai STID Mohammad Natsir tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Seperti yang disampaikan Ketua STID Mohammad Natsir dalam sambutannya. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. “Semoga kebaikan semua pihak dibalas dan menjadi amal jariyah,” harapnya dalam sambutan pagi itu.

Ustaz Dwi menerangkan kepada seluruh hadirin yang memenuhi Aula Masjid al-Furqon lantai dua tersebut bahwa STID Mohammad Natsir bukan semata-mata lembaga pendidikan. Tetapi, di lain sisi merupakan sistem kaderisasi yang mencetak da’i untuk menjadi da’i ilallah.

Kaderisasi ini mempunyai tiga tahapan. Diantaranya pembinaan berbasis asrama, pembinaan berbasis masjid dan pembinaan berbasis lapangan yang saat ini akan ditempuh oleh para wisudawan-wisudawati selanjutnya.

Wisuda yang diikuti oleh 81 peserta ini, bukan sekedar bermakna ceremonial belaka. “Makna wisuda tidak semata-mata seremonial belaka. Tetapi wisuda adalah gerbang perubahan status dari calon da’i-da’iyah menjadi da’i-da’iyah yang sesungguhnya,” terang ustadz Dwi Budiman.

Dalam sambutannya, Ustaz Dwi berpesan kepada peserta wisudawan-wisudawati sebagai mahasiswa yang dikader oleh STID Mohammad Natsir menjadi da’i ilallah, tentunya harus ingat akan pesan Pak Natsir bahwa sudah menjadi kepastian bagi seorang da’i akan datangnya ujian dan cobaan.

Baik dari eksternal maupun internal. Mulai dari ujian, pujian, rayuan maupun intimidasi yang membuat para penda’wah berguguran di jalan da’wah. Kunci dari ini semua adalah senantiasa kembali kepada Allah.

“Senantiasa menjaga hubungan dengan Allah, menjaga kedekatan dengan-Nya. Menjadi bagian dari umat. Sehingga sedih dan senangnya umat menjadi sedih dan senangnya da’i,” pesan ustadz Dwi mengutip perkataan Mohammad Natsir dalam buku Fiqhud Da’wah.

Begini Prosesi Wisuda 82 Kader Da’i STID

Hati berdegup kencang, keringat pun membasahi, inilah yang dirasakan para wisudawan-wisudawati STID Mohammad Natsir ketika nama mereka disebut satu persatu untuk naik ke atas panggung. Setelah rangkaian acara awal serta sambutan-sambutan selesai dilaksanakan, prosesi wisuda akhirnya tiba.

Dimulai dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) kelulusan wisudawan/wisudawati tahun 2018 oleh Dr. Ujang Habibi, M.Pd.I selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik. Nama, asal daerah, sampai dengan Yudisium 82 wisudawan-wisudawati dibacakan satu persatu. Banyak mahasiswa-mahasiswi yang dianugerahi predikat Cumlaude, dan hampir kebanyakan wisudawan-wisudawati meraih predikat Yudisium Amat Baik.

Ikrar wisudawan-wisudawati pun terucap oleh bibir mereka dengan lantang dan sangat khidmat. Ikrar wisudawan-wisudawati ini dipimpin oleh Ustaz Avid Sholihin selaku Sekretaris Umum Dewan Da’wah Islamiyyah Indonesia. “Radhîtubillâhi Rabba…,” bukanya.

Dalam acara yang diselenggarakan di Aula Lantai 2 Masjid Al-Furqon Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Sabtu (6/10) tersebut, Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Mohammad Siddik menyampaikan, ikrar wisudawan-wisudawati Kampus STID Mohammad Natsir ini sangat berbeda dari kampus-kampus lainnya.

Bahkan perwakilan Kopertais Wilayah I DKI Jakarta turut mengapresiasi pembacaan ikrar wisudawan/ti. “Itu tadi luar biasa ikrar wisudanya, nggak ada di kampus-kampus lain yang begini,” ucapnya saat memberikan sambutan.

Prosesi wisuda pun diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada wisudawan/ti Terbaik dalam Nilai Akademis yakni Cindy Miftahul Husna, S.Sos dengan IPK 3,85, penghargaan kepada Mila Muflihat, S.Sos untuk kategori Penyelesaian Studi Tercepat yakni 3 tahun 5 bulan 8 hari.

Kemudian wisudawan/ti Terbaik dalam Bidang Tahfizh diberikan kepada Juwandhi Dhiarup, S.Sos al-Hafizh, dengan hafalan 30 juz mutqin (kuat) dan telah memperoleh sanad, serta wisudawan/ti Terbaik dalam Penyusunan Skripsi diberikan kepada Faris Ahmad Rasyidi, S.Sos.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *