Kemampuan para siswa dalam debat pilpres ini melebihi siswa yang setingkat dengannya. Mereka mampu menyampaikan gagasan dan data secara baik.
Wartapilihan.com, Jakarta — Masyarakat Indonesia akan menyaksikan debat pamungkas pemilihan presiden (Pilpres) pada Sabtu (13/4). Jelang debat pilpres, sekolah Jakarta Islamic School (JISc) juga menyelenggarakan debat antar siswa-siswi sekolah SMA menggunakan bahasa Inggris.
Ketua Panitia penyelengara debat presiden, Nurhayani Miru menjelaskan tujuan debat ini adalah untuk mengasah kemampuan siswa dalam berdebat dengan bahasa Inggris disertai referensi data. Pihak panitia jauh sebelum pelaksanaan debat memberikan kisi-kisi agar para siswa dapat melakukan riset sumber yang akan dipaparkan.
“Tetapi pada saat final, mereka tidak diberitahu (kisi-kisi). Jurinya pun bukan dari JISc. Mereka adalah dosen pengampu IELTS. Kebayangkan bagaimana kesulitan IELTS itu,” kata Nurhayani di JISc, Kodam Jatiwaringin, Jakarta Timur, Jumat (12/4).
Nurhayani mengakui kemampuan para siswa dalam debat pilpres ini melebihi siswa yang setingkat dengannya. Mereka mampu menyampaikan gagasan dan data secara baik.
“Di debat ini anak-anak merasakan bagaimana jika menjadi calon presiden. Memikirkan persoalan korupsi, ekonomi dan kesejahteraan. Ternyata mereka juga merasakan bahwa jadi presiden tidak mudah,” ujarnya.
Debat antar siswa ini membahas tema politik, ekonomi, pendidikan, sosial, sumber daya manusia, lingkungan, dan kesejahteraan. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan data yang dipaparkan dalam debat.
“Makanya, kualitas bicara seorang presiden dilihat dari data. Kalau dia tidak tahu data, kebayang tidak presiden tidak tahu data?,” katanya.
Penggagas debat ini adalah pendiri JISc, JIBBS (Jakarta Islamic Boys Boardhing School) dan JIGS (Jakarta Islamic Girls School), Fifi Proklawati Jubilea. Pemenang pertama tingkat SMA mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Australia. Sedangkan juara 2 hingga 6 mendapatkan hadiah berupa uang tunai di kisaran Rp3 juta sampai Rp1 juta dengan hadiah menarik lainnya.
Adi Prawiranegara
