Jangan Sia-siakan Puasa dengan Ghibah

by

Gosip merusak bahkan membatalkan shaum.

Wartapilihan.com, Jakarta – Syahdan, di zaman Nabi, ada dua perempuan yang tengah shaum Ramadhan. Tak kuat menahan terik, bergelimpangan. Dahaga dan lapar nian.

Merasa kalah, mereka minta ditanyakan ke Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ijin untuk berbuka. “Kalau tidak berbuka, kami akan binasa,” dalihnya.

Nabi justru memberi sebuah wadah dan berkata pada yang bertanya, “Berikan ini kepada kedua perempuan itu agar mereka memuntahkan apa yang dimakan.”

Akhirnya, dibawalah ember itu kepada dua orang perempuan itu dan menyuruhnya untuk memuntahkan. Maka perempuan yang satu memuntahkan darah dan daging mentah mengisi setengah dari wadah itu.

Setelah selesai, kemudian perempuan yang kedua juga memuntahkan dan yang keluar adalah darah dan daging mentah. Dikatakan, hingga penuhlah wadah itu. Para sahabat kaget dan menjadi gempar di Madinah.

Kemudian para sahabat mendatangi Nabi, lantas berujar, “Ya Rasulullah, kenapa demikian?” Nabi mengatakan, “Sesungguhnya mereka shaum dengan yang halal; tapi berbuka dengan yang haram.” Sahurnya mungkin mereka dengan makanan yang halal; dan ibadahnya pun juga hal yang baik dan halal tapi mereka berbuka dengan berghibah, atau berbuka dengan yang haram. Yang dimakan kedua perempuan itu adalah ghibah.

Di dalam Al-Qur’an juga dikatakan pada surat Al-Hujarat ayat 12, Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.”

Ghibah ketika puasa, hanya akan didapatkan lapar dan haus saja. Sehingga puasa tersebut tidak bernilai pahala di mata Allah Ta’ala. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ghibah rupanya hanya salah satu yang membatalkan pahala berpuasa. Ada 5 hal, yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, dapat membatalkan puasa, yaitu:

Pertama, Al-Kadzibu, berkata dusta, berbohong. Kedua, Al-Ghibah, membicarakan keburukan, menurut Ustadz Zamzam AJ Tanuwijaya, ghibah ialah membicarakan orang lain dan orang yang dibicarakan olehnya tidak menyukai hal tersebut. Membincangkan hal yang orang lain tidak suka adalah sebuah ghibah; tapi jika yang dibincangkannya orang tersebut menyenanginya itu bukan ghibah.

Ketiga, An-Namimah, yakni memfitnah, menghasut, mengadu-domba orang lain. Keempat, Al-Yamiiin, bersumpah palsu. Dan yang kelima, Wan-nadhru bi syahwat, yaitu memandang dengan syahwat. Bisa berupa syahwat kepada lawan jenis atau ke makanan, juga pakaian, dan lain sebagainya.

Ternyata, empat dari lima hal yang dapat membatalkan puasa berkaitan dengan lisan. Kiranya, semoga Allah Ta’ala memberikan perlindungan kepada lisan kita, baik di dunia nyata maupun maya, sehingga terhindar dari berkata dusta, membicarakan keburukan orang lain, mengadu domba dan juga bersumpah palsu. Wallahu alam. Nauzubillahi min dzalik.

[Eveline Ramadhini]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *