Wartapilihan.com – “Hancurnya suatu bangsa bukan hanya karena diserang bangsa lain. Tapi bila bangsa itu telah kehilangan nilai, kehilangan moral, maka bangsa itu sebenarnya telah hancur.” (Anonim)
Bangsa yang telah hancur nilai-nilainya, maka ia akan membebek pada nilai-nilai bangsa lain. Artinya ia tidak menjadi pemimpin lagi. Ia menjadi pak turut bangsa lain yang diikutinya itu.
Amerika kini telah hancur nilai-nilainya. Nilai kebebasan yang dipegang teguh Amerika kini dipertanyakan banyak orang. Karena banyak bangsa atau masyarakat yang mengikuti ideologi kebebasan Amerika, bangsa itu malah menjadi rusak.
Filipina yang mengikuti penuh ideologi kebebasan Amerika, sampai kini tidak menjadi bangsa yang maju. Filipina kini repot dengan bangsanya yang dilanda pornografi dan narkoba.
Ideologi kebebasan yang dipegang teguh Amerika, kini Amerika bingung mau kemana. Negara adidaya ini bingung mengatur persenjataan api di negerinya, bingung mengatasi minuman keras yang banyak melanda rumah tangga, bingung mengatasi pornografi yang jelas-jelas merusak moral dan otak warganya, bingung mengatasi penyebaran narkoba dan seterusnya.
Suatu kali cendekiawan Islam, Dr Musthafa as Sibai bertemu dengan Prof Abu Bakar, cendekiawan mualaf Inggris yang menjadi guru besar Bahasa Inggris di Universitas Fuad, Kairo. Suatu ketika Abu Bakar menjelaskan sebab-sebab yang membuatnya masuk Islam. Katanya,”Sesungguhnya peradaban Barat telah kehilangan kemuliaan dan keindahan.” Maka as Sibai berkata kepadanya,”Saya sependapat dengan Anda bahwa peradaban Barat kehilangan kemuliaan. Tetapi mana mungkin ia kehilangan keindahan? Bukankah orang-orang melihatnya sebagai peradaban yang paling menakjubkan karena sangat memperhatikan keindahan. Entah itu keindahan alam, keindahan pakaian, keindahan kota-kota, keindahan rumah, juga keindahan wanita.” Mendengar perkataan kawannya itu, Abu Bakar menjawab,”Peradaban Barat telah kehilangan keindahan jiwa, keindahan rasa fitri dan keindahan moral.” (Lihat buku Peradaban Islam, Dulu, Kini dan Esok, Musthafa as Sibai, GIP, 1993).
Mustafa as Sibai juga mengutip seorang pendapat salah seorang ‘Muslim Eropa’ : “Wahai saudara-saudaraku, kami lari dari peradaban Barat menuju Islam karena peradaban barat telah membunuh urat-urat saraf kami dengan peperangan-peperangan dan senjata-senjatanya. Peradaban Barat membuat kami kehilangan kemanusiaan ketika ia mematikan jiwa-jiwa kami dan menghidupkan nafsu-nafsu kami dengan materialismenya. Maka bicaralah kepada kami mengenai rohaniah Islam yang di dalamnya Kami bisa memperoleh kemuliaan kemanusiaan dan ketenangan jiwa.”
Ya Barat khususnya Amerika memang telah kehilangan nilainya. Kehilangan moral dan pedoman hidup. Bagaimana bangsa yang pemikirannya maju tapi moralnya rendah. Lihatlah di sana sekarang bingung mengatasi penyimpangan seksual LBGT. Lihatlah masyarakat di sana bingung kenapa pemerintahnya sejak tahun 2003 mengirim ribuan tentaranya ke Irak, untuk sebuah perang yang misinya menguasai ladang-ladang minyak negara lain (Irak). Masyarakat di sana bingung ideologi kebebasan –bebas dari campur tangan agama/Tuhan—menjadikan masyarakat di sana seperti sebuah pabrik/mesin. Masyarakat dihargai hanya karena materi : jabatan dan uang.
Sistem kapitalisme yang diterapkan juga membuat ekonomi Amerika kebingungan. Mereka mendasarkan diri pada pajak, bunga bank dan persaingan total sehingga perusahaan-perusahan memakan perusahaan-perusahaan kecil. Beda dengan ekonomi Islam yang mendasarkan diri pada ketulusan : zakat, infaq, wakaf dan saling tolong menolong.
Dalam budaya, mereka juga mengalami kekeringan. Sehingga yang tampil menjadi pahlawan adalah tokoh-tokoh khayalan belaka : Spiderman, Wonderwoman dan lain-lain. Mereka nyaris tidak mempunyai tokoh-rokoh yang hebat, seperti dalam Islam: Khulafaur Rasyidin dan lain-lain. Dan yang paling parah mereka tidak mempunyai tokoh panutan yang sempurna manusia yaitu Rasulullah Muhammad saw.
Sehingga siklus kehidupan mereka coba-coba dan tidak tentu arah. Kadang mereka menyerukan agar tidak diterapkan hukuman mati bagi terpidana. Tapi di sisi lain mereka membolehkan jutaan orang dibunuh, karena untuk melanggengkan kekuasaan di dunia dan seterusnya.
Dasar materialisme dan kebebasan juga menyebabkan Barat meninggalkan agamanya. Mereka sebagian besar tidak percaya lagi kepada ajaran Yahudi dan Nashrani yang memang mempunyai ‘kitab suci’ yang tidak jelas alias membingungkan. Mereka mendepak Bibel, dan menggantungkan diri pada akal semata.
Padahal akal mempunyai kemampuan terbatas. Dan yang lebih parah peradaban kehilangan jiwa. Kehilangan keindahan jiwa dalam individu, keluarga dan masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah adu kesombongan. Wanita adu sombong dengan laki-laki, sehingga mereka tidak mau melahirkan. Amerika adu sombong dengan Rusia, sehingga yang terjadi adalah perlombaan senjata.
Memang peradaban atau kebudayaan Barat didasarkan diri pada kesombongan, ideologi Iblis. Lihatlah Al Quran memperingatkan bahaya kesombongan dalam pembentukan peradaban manusia ini :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS al Baqarah 34).
Beda 360 derajat dengan peradaban Islam yang dibangun atas kerendahhatian. Dibangun atas sikap yang memahami bahwa manusia mempunyai kemampuan yang terbatas. Dibangun agar manusia menyadari bahwa mereka diciptakan di bumi oleh Sang Pencipta yang Maha Hebat, Allah SWT.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.” (QS al Baqarah 30-41) ||
Penulis : Dachli Hasyim