”Nilai pahala ibadah pada malam Lailatul Qadar lebih baik ketimbang amalan seribu bulan atau 83,3 tahun. Artinya, jika usia kita rata-rata 71 tahun itu blangsak, masih ada surplus pahala jika memperoleh Lailatul Qadar. Ada lebihan pahala untuk masuk surga,” tutur Komite Sekolah Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah As Syafiiyah Gunungsindur , Nurbowo, di halaman MTs As Syafiiyah 06 Gunungsindur Kab Bogor pada Jumat (15/5) malam.
Fadhilah Malam Seribu Bulan itu disampaikan Nurbowo dalam acara bertajuk Apel Siaga Lailatul Qadar.
Apel tersebut diikuti sebagian besar dari 30 guru MI As Syafiiyah 10 dan MTs As Syafiiyah 06 Desa Rawakalong, Kec Gunungsindur, Kab Bogor. Termasuk Kepala Sekolah MTs Ustadz Hairuddin dan Kepsek MI Ustadz Anto.
Syiar serupa juga digelar di halaman PAUD Insan Taqwa, yang diikuti puluhan guru PAUD Al Azmi, Insan Taqwa, dan TPQ/TPA Al Azmi.
Usai menyimak keutamaan Lailatul Qadar, para guru menerima bingkisan berupa beras dari Rumah Quran Ahsan.
”Terima kasih, semoga Rumah Quran Ahsan bermanfaat untuk banyak orang,” ucap para guru tersebut saat menerima bingkisan.
Sedekah beras tersebut merupakan bagian dari Program Berbagi Bersama Peduli Sesama yang digelar Yayasan Ahsan Madani selama Ramadhan 1441 Hijriyah.
Sejak awal bulan puasa tahun ini, yayasan yang menaungi Rumah Qur’an Ahsan di Bekasi itu telah membuka layanan ATM (automathic teller machine) Beras Gratis di kantornya. Mesin beras prodeo ini bisa diakses oleh puluhan dhuafa yang memegang kartu ATM beserta nomor PIN masing-masing.
Selain itu, sedekah beras juga menjangkau kaum dhuafa binaan Laznas Dewan Dakwah di Yogyakarta, Salatiga, Sleman, Wonosobo, hingga Mentawai.
Di Yogyakarta, bingkisan bahan makanan pokok diterima oleh warga dhuafa yang tergabung dalam Komunitas Peduli Kali Winongo Indah (Kolingin) di Manding Serut, Sabdodadi, Bantul.
Santri dan para guru Pesantren Al Haqqu Sleman yang diasuh Ustadz Muhammad Rais juga kebagian sedekah beras di musim wabah Covid-19 dan krisis ekonomi ini.