Candaan Joshua dan Ge Pamungkas sebagai komika berbuntut panjang. Mereka dilaporkan oleh Rahmat Himran sebagai perwakilan Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) akibat materi stand up comedy diduga mengandung unsur agama.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Fahira Idris selaku bagian dari Komisi III DPD RI yang fokus pada isu kebudayaan mengatakan, pada dasarnya stand up comedy merupakan bentuk humor intelektual yang hadir baru-baru ini di Indonesia. Menurutnya, dengan adanya stand up comedy di Indonesia, merupakan angin segar bagi komedi tanah air.
“Komika merupakan pihak yang dapat menyampaikan pesan untuk kritik sosial, mereka pasti orang yang cerdasnya di atas rata-rata; menertawakan hal yang menyentil dengan cerdas, yang seringkali ditujukan kepada pemimpin/penguasa.
Bahkan di Barat, orang yang mau menyusun materi harus terjun dulu ke masyarakat, mereka melakukan riset,” tutur Fahira, dalam acara ‘Dua Sisi’ bertajuk ‘Bercanda Agama: Jenaka atau Menista’ di TV One, Rabu malam, (17/1/2018).
Ia berpendapat, apa yang dilakukan Joshua dan Ge Pamungkas yang membawa-bawa agama dalam materi stand up komedinya tidak melakukan riset. Hal itulah yang dapat membuat masyarakat sentimen.
“Joshua dan Ge tidak melakukan riset dalam stand up komedinya, beda dengan Mongol yang merupakan komika non-muslim tetapi pengetahuannya sangat luas. Komika jika tidak punya pengetahuan, pasti salah. Hal inilah yang menimbulkan ketersinggungan kolektif,” lanjut Fahira.
Menurut Fahira, kebebasan dalam berpendapat ada, tetapi ada limitasi tertentu, termasuk ketika melawak sebagai komika. Ia menerangkan, ayat-ayat agama tertentu yang digunakan oleh komika jika dijadikan materi terkesan sama sekali tidak lucu, justru membuat kegaduhan di masyarakat.
“Jika ayat digunakan sebagai bahan kritik sosial justru akan mendiskreditkan agama tertentu, tidak membuat itu lucu dan dijadikan bahan tertawaan. Materi seperti ini sangat fatal dan tidak kreatif,” imbuh dia.
Sementara itu, Mongol sebagai salah satu komika terkenal mengatakan, dalam melakukan stand up komedi, ada peraturan-peraturan yang harus ditaati, yaitu tidak menyerempet SARA, tidak boleh porno, dan berbagai peraturan lainnya.
“Biasanya sebelum disampaikan materi stand up komedi, ada teman untuk berbagi materi dulu. Saya juga sering bahas tentang agama, tapi agama saya sendiri (Kristen), karena kalau bukan agama sendiri nanti masuk SARA. Saya biasanya sharing dulu ke pendeta, kalau ini enggak dibolehkan sama pendeta, saya nggak jadi buat sampaikan. Saya pernah mengisi stand up komedi di Gereja,” cerita lelaki asli Manado ini.
Sebagai komika yang terkenal, Mongol pun sering menasihati kawan sesama komikanya agar tetap mengikuti aturan yang ada, bukan melanggarnya. “Saya di sini cari uang, bukan cari sensasi atau gara-gara, jadi saya ikuti aturan yang ada,” pungkas Mongol.
Seperti diketahui, beredar video ketika Joshua melakukan stand up komedi yang membahas Annisa Cherrybelle yang merupakan muslim. Ia mengatakan, Annisa lebih terkenal dibanding yang lain karena ia muslim, karena Islam adalah mayoritas.
Perlakuan Joshua Suherman pun dilaporkan Forum Umat Islam Bersatu berdasarkan laporan masyarakat. Pada Selasa (9/1/2018) lalu, Joshua Suherman dilaporkan ke Mabes Polres dengan dugaan penistaan terhadap umat Islam.
Eveline Ramadhini