Penetrasi internet di Indonesia meningkat pesat, dari tahun 2012 yang hanya sebesar 26% menjadi 44% pada tahun 2017.
Wartapilihan.com, Jakarta –Nielsen Media Consumer View rilis data mengenai perubahan perilaku pada pengguna internet di Indonesia. Orang Indonesia yang memiliki ciri khas menyukai audio-visual, kini tidak hanya televisi; tetapi juga merambah ke video online, seperti YouTube yang paling diminati. Mengenai hal ini, seorang pemerhati digital marketing, Anang Ghozali, membenarkan data tersebut.
“Generasi muda generasi milenial yang lebih banyak mengakses internet, salah satunya YouTube. Apapun iklan dari dulu, bentuk visual memang sangat menarik. TV memiliki kue yg paling besar dibandingkan yang di koran maupun majalah. Karena orang Indonesia itu kan lebih suka menonton,” ujar Anang melalui sambungan telepon, kepada Warta Pilihan, Selasa siang (8/8/2017).
“Maka, hampir semua perusahaan pengiklan akan memposting videonya di YouTube. Karena YouTube media yang powerfull, murah tapi jangkauannya luas. Efektif banget. Kemudian ditambah konsumen yang juga seneng YouTube,” paparnya.
Pemimpin Redaksi Majalah ‘MARKETING’ ini menjelaskan, perusahaan harus menyesuaikan perilaku konsumen yang berubah ini, terutama jika menyasar pada generasi muda. “Mau gak mau harus beriklan di media sosial, lewat internet karena memang udah jamannya era digital. Tidak hanya berlaku pada konsumen yang perilakunya berubah. Para perusahaan harus berubah dalam strategi beriklan, karena akan bergeser dari media konvensional ke media digital. Apalagi kalau menyasar kaum generasi muda. Wajib dia menggunakan sarana sebagai beriklan, karena targetnya generasi milenial,” ia menuturkan.
Anang menambahkan, hal yang perlu diperhatikan dalam memasang iklan di internet atau media sosial ialah dari segi konten yang apik dan juga memperhatikan audiens agar lebih efektif. “Konten harus disesuaikan dengan audiensnya. Asuransi, misalnya. Makanya dibuatlah konten yang isinya ada ibu dan anak, yang kemudian bisa menyentuh perasaan, seperti kebanyakan iklan di Thailand. Jadi intinya di sini harus sesuai dengan target konsumennya,” ucapnya.
Meski perilaku konsumen berubah karena perkembangan internet yang pesat, menurut Anang, televisi tidak akan tergeser sampai 5 tahun ke depan. “Areal Indonesia kan sangat luas. Televisi ini jangkauannya, banyak orang dewasa masih nyaman dengan melihat televisi, dibanding melihat di handphone atau laptop. Yg mulai tergerus itu iklan media cetak. Meski porsinya agak berkurang, tapi untuk 5 tahun ke depan masih strategis,”
Dengan meningkatnya penggunaan internet, hal ini jadi tren bagi perilaku masyarakat Indonesia. Perubahan strategi pemasaran dan beriklan, juga membangun pelayanan mulai bergeser ke digital. Hal ini juga didukung oleh karakter khas masyarakat yang senang bersosialisasi. Itu yg menjadikan medsos berkembang pesat, Anang menduga. “Tentu ini jadi peluang besar bagi para pemasang iklan. Media Sosial dapat jadi sarana, karena sangat efektif. Karena murah secara cost, tapi jangkauannya luas,” ia menambahkan.
“Dalam hal melakukan iklan di medsos, selain harus memperhatikan audiens dan konten, juga harus ada interaksi antara konsumen dengan pengiklan. Karena konsumen sekarang sudah tidak ingin satu arah, inginnya ada dua arah komunikasinya,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini