Wartapilihan.com, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI bidang Korpolkam, Fadli Zon, hari ini melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Fadli datang sebagai kunjungan dalam rangka pengawasan dan juga mendapatkan informasi langsung hasil-hasil apa yang terjadi di Lapas Gunung Sindur.
“Secara umum dari sisi gedung dan fasilitas saya kira ini sudah cukup baik, tetapi ada beberapa kekurangan yang dirasakan oleh warga binaan di sini terutama fasilitas klinik kesehatan yang tidak memadai, tadi saya melihat langsung di sini, tempat tidur untuk yang sakit pun tidak ada, padahal ada sekitar 20-30an orang yang sakit di sini dari 800 penghuni Lapas,” kata Fadli kepada wartawan di area LP Gunung Sindur, Bogor pada Rabu (10/5).
Fadli menuturkan, Lapas ini mempunyai spesifikasi sebagai super maximum security (SMS), karena ada beberapa tahanan teroris di samping juga ada blok-blok khusus yang menampung bandar narkoba dan lain sebagainya.
“Saya mendapatkan kesempatan langsung untuk berbicara dengan salah satu warga binaan, dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga sempat berdiskusi mendengarkan aspirasi aspirasinya. Alhamdulillah beliau dalam keadaan baik-baik saja,” ungkap Fadli.
Ia menilai Lapas ini dari fasilitas regu dengan maximum security sangat kurang keamanannya. Untuk di dalam ada 15 orang terdiri dari tiga regu, satu regu ada lima orang. “Fasilitas ini saya rasa kurang memadai walaupun diperbantukan oleh Brimob, tetapi dari 847 -tahanan- itu sangat kurang tingkat keamanannya,” sambungnya.
Dalam keterangannya, Fadli menjelaskan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) dalam keadaan sehat. Kecuali sakit gigi dan juga ada periksa darah, komplain yang paling utama adalah masalah kesehatan. Sebab, sebagai tahanan khusus tidak bisa dibawa ke rumah sakit, sehingga mengandalkan dokter atau perawat yang datang dari Pengayoman.
“Solusinya, saya akan kirimkan surat kepada Kemenkumham tentang fasilitas kesehatan, karena kesehatan ini merupakan basic yah, ini perlu ditingkatkan,” ucap Fadli.
Hal lain yang dipersoalkan adalah masalah keluarga, Ustadz ABB tidak bisa langsung bersentuhan dengan keluarga kecuali di hari raya, ia meminta ada kebijakan untuk bisa bertemu langsung dengan keluarga. “Selama ini beliau berkomunikasi dengan keluarganya dibatasi oleh kaca, ini aspirasi yang nanti perlu saya diskusikan,” tukas Fadli.
Antara Fadli dengan Ustadz Abu sempat terjadi diskusi. Ada beberapa hal yang ia tidak sependapat dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, yaitu tentang dasar negara Indonesia.
“Pandangan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kan ingin mendirikan Negara Islam, tetapi kita sudah selesai lah masalah itu. Kita sudah final Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi kalau ada pandangan seperti itu dalam demokrasi ya sah-sah saja, karena saya rasa kita sudah final berada di negara Republik Indonesia yang memiliki asas Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.
Reporter: Ahmad Zuhdi