Ketua DPR Bambang Soesatyo merasa perlu untuk membentengi para anggotanya. Ia memerintahkan Sekretariat Jenderal DPR untuk melapisi kaca gedung dengan lapisan antipeluru.
Wartapilihan.com, Jakarta — Kejadian peluru nyasar bukan kasus pertama terjadi ke DPR, tahun kemarin kejadian serupa juga mengenai TB Hasanudin. Sampai saat ini, diyakini bahwa peluru tersebut berasal dari Lapangan Tembak, Senayan. Bahkan untuk dua kasus terakhir, aparat kepolisian menetapkan dua orang yang dijadikan tersangka.
“Ada sekitar lima ruangan tempat peluru yang ditembakkan bersarang. Sehingga kami bertanya-tanya. Apakah masuk akal dikatakan sebagai peluruh nyasar? Apakah mungkin peluru menyasar sejauh 400 meter kurang lebih dari lokasi penembakan?,” kata Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin, penuh tanya di Jakarta, Kamis (18/10).
Pasalnya, ungkap Didi, peluru tersebut dapat menyasar ke lima ruangan di gedung tinggi. Ia menduga, tembakan tersebut dengan sengaja dan penuh kesadaran telah diarahkan dan dibidik ke target.
“Kalaupun benar nyasar karena orang latihan menembak, paling beberapa meter nyasarnya. Sebab, sepuluh meter nyasar dari titik bidikan saja (lingkarakan bidikan) tentu sudah kejauhan, apalagi 400 meter. Sekali lagi masuk akalkah nyasar 400 meter ke banyak tempat/ruangan?,” tanyanya.
Didi tak menampik, penembakan dengan kesadaran dan kesengajaan penuh tersebut karena uji coba atau ada motif tertentu. Karenanya, ia mendesak kepolisian segera mengusut tuntas dan membawa pelaku ke meja hijau.
“Selain itu, pengamanan yang lebih optimal terhadap gedung parlemen adalah suatu keharusan. Disini (komplek parlemen) ada 560 anggota dewan dan ratusan karyawan yang bekerja setiap hari, belum lagi undangan dan pengunjung lain yang jumlahnya cukup besar setiap hari,” ujar Didi.
“Sehingga dapat dipastikan di kawasan gedung DPR ini bisa ribuan orang ada disini setiap hari kerja. Berapun jumlahnya, apapun jabatannya tidak satu nyawapun boleh terancam. Mereka semua harus dilindungi nyawanya,” imbuhnya.
Senada, anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Alhabsy kurang yakin bahwa senjata laras pendek sejenis Glock 17 bisa melesatkan peluru sejauh itu. Apalagi bisa nyasar sampai lantai 13 dan 16. Apa memang senjata jenis itu memiliki daya jangkau sampai dengan setengah kilometer?
“Saya rasa ini perlu dilakukan uji balistik untuk meyakinkan, sehingga tidak menimbulkan spekulasi,” katanya.
Jika memang hal tersebut terbukti, menurut Aboe, perlu asa penataan yang lebih bagus di Lapangan Tembak, Senayan. Misalkan saja, pengetatan jenis senjata yang bisa dipakai. Yaitu jenis senjata khusus olah raga yang jangkauannya tidak terlalu jauh.
Disamping itu, perlu ada pendampingan khusus oleh pelatih saat latihan menembak. Aspek kehati-hatian dan keselamatan harus menjadi prioritas. “Karena yang dilakukan adalah memegang senjata api, sehingga perlu kontrol ekstra untuk menjamin keselamatan orang disekitar,” ujar dia.
Sebelumnya, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu mengungkap kronologi penemuan lubang bekas tembakan di ruangan kerja anggota DPR Vivi Sumantri Jayabaya dan Totok Daryanto, Rabu 17 Oktober 2018 di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Bekas tembakan itu diduga berasal dari pistol jenis Glock 17 dengan kaliber 9 milimeter sama dengan peluru nyasar di Senin lalu.
“Sementara hasil dari labfor, pelurunya sama 9 milimeter seperti kemarin, tetapi untuk identik atau tidak, kita akan lakukan scientific investigation, uji balistik untuk pembandingnya apakah sama dan identik dengan kejadian peristiwa senin kemarin,” ujar Roma.
Ahmad Zuhdi