Wartapilihan.com, Washington – Direktur CIA John Brennan pada hari Minggu memberi pesan keras kepada Donald Trump Presiden Amerika Serikat itu berkantor. Brennan memberi peringatan bahwa ia melawan sanksi pelonggaran terhadap Rusia dan mengingatkannya untuk memperhatikan apa yang ia katakan.
Brennan menegur Trump yang membandingkan intelijen Amerika Serikan terhadap Nazi Jerman dalam komentar-komentarnya tentang pengunduran diri Kepala CIA (Central Intellegence Agency) yang merefleksikan perselisihan yang luar biasa antara presiden yang baru dengan 17 badan intelijen yang akan ia pimpin Jumat nanti.
Pada sebuah wawancara dengan “Fox News Sunday,” Brennan menanyakan pesan yang dikirim kepada dunia bilamana presiden terpilih tidak memiliki kepercayaan terhadap anggota-anggota intelijen Amerikan Serikat.
“Apa yang saya rasa memalukan adalah (Trump) menyamakan komunitas intelijen kami dengan Nazi Jerman. Saya merasa sungguh tersinggung, dan tidak ada dasar bagi Mr. Trump untuk menuduh komunitas intelijen perihal pembocoran informasi yang siap untuk dipublikasi,” kata Brennan.
Kritik Brennan menyusul ketika tuduhan Trump kepada ketua badan-badan intelijen mengenai laporan yang belum jelas kebenarannya bahwa Rusia telah mengumpulkan informasi yang disepakati tentang Trump.
Dokumen yang belum diverifikasi telah dirangkum dalam laporan intelijen Amerika Serikat kepada Trump dan Presiden Barack Obama yang sudah turun jabatan di bulan ini. Mereka menyimpulkan Rusia mencoba untuk mempengaruhi hasil Pemilu 8 November 2016 lalu dengan cara serangan dunia maya (hacking) dan berbagai cara lainnya.
Trump telah menyalahkan komunitas intelijen perihal pembocoran informasi, yang padahal pemimpinnya telah menyangkal hal itu.
Mereka mengatakan itu adalah tanggung jawab mereka untuk menginformasikan presiden terpilih bahwa tuduhan sedang beredar.
Setelah hari Minggu, Trump menulis di Twitter mencaci-maki Brennan dan menulis, “Apakah dia ini yang menyebarkan berita palsu?” Pada postingan lainnya, Trump mendamprat,“Kepala intelijen itu” untuk mejelaskan dokumen sebagai bagian dari pengarahan mereka. “Ketika orang berbuat kesalahan, mereka harus Meminta Maaf,”tulisnya.
Brennan juga memberikan peringatan tentang hubungan antara Amerika Serikat dengan Rusia. Trump telah berjanji untuk meningkatkan relasi dengan Moskow bahkan meski ia akan menghadapi kritik bahwa dia terlalu tak sabaran untuk bersekutu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump tidak memiliki pemahaman yang utuh terhadap tindakan Rusia, kata Brennan. Tercatat perampasan terhadap Crimea dari Ukraina, dan itu didukung oleh Presiden Bashar al-Assad di perang sipil Suriah dan serangan Moskow pada aktivitas di bidang dunia maya.
“Mr. Trump telah mengetahui bahwa mengampuni Rusia dengan berbagai cara telah dilakukan pada beberapa tahun yang lalu, yang itu merupakan sebuah jalan, yang dia sangat perlu untuk berhati-hati tentang hal itu,” kata Brennan.
Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal yang dipublikasikan pada hari Rabu, Trump mengusulkan untuk menjauhkan sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintah Obama terhadap Rusia pada Desember kemarin sebagai respon terhadap serangan dunia maya jika Moskow terbukti bermanfaat dalam memerangi teroris dan meraih tujuan-tujuan Amerika Serikat yang lainnya.
Implikasi Yang Amat Besar
Brennan juga mengatakan bahwa Trump perlu untuk sadar dan berhenti-mencaci dalam ucapannya karena ia adalah seorang presiden, yang (kebiasannya) suka menyinggung lewat ucapannya di Twitter.
“Secara spontan itu bukan sesuatu yang melindungi keamanan nasional,”ucap Brennan. “Oleh karena itu, ketika dia berbicara atau bereaksi, pastikan bahwa ia mengerti apa implikasi dan dampak terhadap Amerika Serikat yang sangat besar.”
“Ini bukan hanya tentang Tuan Trump. Ini adalah tentang Amerika Serikat,” kata Brennan.
Trump mengangkat Mike Pompeo, anggota dari Dewan Perwakilan Rakyat yang sebelumnya merupakan tentara Amerika Serikat, untuk menggantikan Brennan.
Komentar Trump terhadap Putin dan keengganannya untuk menyalahkan Moskow yang menghancurkan kelompok demokrasi telah membuka kritik kepadanya bahwa dia terlalu lunak terhadap Rusia.
Selama berbulan-bulan, Trump telah secara terbuka menyatakan keraguan tentang kesimpulan intelijen AS pada serangan siber sebelum mengakui pada konferensi pers pada hari Rabu bahwa ia pikir Rusia berada di balik serangan itu.
Wakil Presiden terpilih Mike Pence menjelaskan kepada Fox News Sunday,“Apa yang dilakukan oleh presiden terpilih adalah untuk menjelajahi kemungkinan relasi yang lebih baik.”
Pence tidak mengatakan apakah Trump akan membatalkan beberapa sanksi dan pengusiran secara diplomatis yang dilakukan Obama terhadap Moskow.
Pence mengkonfirmasi bahwa penasehat keamanannya yang baru, Michael Flynn, mengadakan dialog dengan duta besar Rusia ke Washington pada waktu ketika sanksi dijatuhkan, tapi mengatakan obrolan “tidak berhubungan dengan Amerika Serikat yang baru memberi sanksi terhadap Rusia maupun tentang pengusiran dari para diplomat.”
Bagaimanapun, Pence menyangkal bahwa tim dari Trump memiliki kontak dengan kantor Rusia selama kampanye pemilihan presiden. “Tentu tidak,”katanya pada Fox.
Ketua Komite Intelijen Senat mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan menyelidiki dugaan adanya upaya Rusia dalam mempengaruhi pemilihan (presiden) dan hubungan antara Rusia dan kampanye politik.* Sumber : Doina Chiacu/Reuters
Reporter : Eveline Ramadhini
Redaksi : Nuim Hidayat