Baru saja beredar kabar meninggalnya pakar kuliner Indonesia, Bondan Winarno. Figur yang terkenal karena kata ‘maknyus’ ini didiagnosis menderita penyakit aneurisma aorta sejak dua tahun lalu.
Wartapilihan.com, Jakarta –Kebugaran fisik luar seseorang tidak selalu jadi jaminan bahwa seseorang dapat bertahan hidup. Banyak pihak terkejut atas meninggalnya Pak Bondan. Usut punya usut, rupanya ia sejak 2015 didiagnosis menderita aneurisma aorta.
Oleh dokternya, penyakit ini disebut sebagai “bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan.”
“Aneurisma adalah penggelembungan di dinding arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain). Aneurisma yang membesar bisa meledak dan menyebabkan perdarahan, bahkan kematian,” kata dr Yusra Firdaus, dilansir dari hellosehat.com, Rabu, (29/11/2017).
Sebagian besar aneurisma terjadi di aorta, yaitu arteri utama yang jalurnya dari jantung hingga ke dada dan perut. Penyakit ini, menurut dr. Yusra Firdaus menjelaskan ada dua jenis aneurisma aorta, yaitu Aneurisma aorta torakalis yang terjadi di bagian aorta yang berada di dada.
“Kedua, Aneurisma aorta abdominalis: terjadi di bagian aorta yang berada di perut,” tutur dia.
Aneurisma, dr Yusra menjelaskan, biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata. Inilah mengapa kondisi ini sangat fatal karena penderita baru menyadari setelah penggelembungan di pembuluh darah sudah sangat besar atau telanjur pecah, dan seringnya sudah terlambat untuk diselamatkan. “Biasanya, aneurisma baru ditemukan saat pasien dengan sengaja menjalankan tes kesehatan atau medical check up,” imbuh dia.
Namun, saat aneurisma sudah membesar biasanya ada beberapa gejala yang bisa dirasakan, yaitu nyeri dada, nyeri punggung, perasaan tak nyaman di bagian dada, denyut kuat di area perut dan merasa kenyang setelah makan sedikit.
“Saat ada penggelembungan pada pembuluh darah, biasanya akan terbentuk gumpalan darah. Jika gumpalan darah ini terpecah dan mengalir ke bagian tubuh lain, ia bisa menghalangi aliran darah ke organ penting seperti paru-paru, hati, ginjal, dan membuatnya berhenti berfungsi,” tukasnya.
Adapun orang-orang yang lebih beresiko untuk mengidap penyakit ini adalah orang yang berusia lebih dari 55 tahun, jenis kelamin pria memiliki penyakitnya hipertensi, dan merokok.
“Aneurisma aorta abdominalis 5 kali lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Aneurisma itu sendiri terjadi pada 3-9 pria dari 100, yang usianya di atas 50 tahun,” tandasnya.
Kendati demikian, penyakit tersebut dapat dicegah untuk menjaga pembuluh darah tetap sehat dan kuat, yakni dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan rendah kolesterol, meningkatkan aktivitas tubuh dan tidak merokok.
“Bergeraklah untuk meningkatkan detak jantung Anda, setidaknya 30 menit sehari. Kemudian, jangan merokok, jaga tekanan darah tetap normal,” pungkas dia.
Eveline Ramadhini